Nabi Zakaria as
A.P.I AL FADHLU / 10/05/2012 / Kisah 25 Nabi
Pendahuluan
Nama | Zakaria (Zakariya) bin Dan |
Garis Keturunan | Adam as ➪Syits ➪Anusy ➪Qainan ➪Mahlail ➪ Yarid ➪ Idris as ➪Mutawasylah ➪Lamak v➪ Nuh as ➪ Sam ➪Arfakhsyadz ➪Syalih ➪ Abir ➪ Falij ➪ Ra'u ➪Saruj ➪Nahur ➪Azar v➪Ibrahim as ➪ Ishaq as ➪Yahudza ➪ Farish ➪Hashrun ➪Aram ➪Aminadab ➪ Hasyun ➪ Salmun ➪ Bu'az ➪ Uwaibid ➪Isya ➪Daud as ➪ Sulaiman as ➪ Rahab'am ➪Aynaman➪ Yahfayath ➪ Syalum ➪Nahur ➪Bal'athah ➪Barkhiya ➪ Shiddiqah ➪Muslim ➪Sulaiman ➪Daud ➪ Hasyban ➪Shaduq➪Muslim ➪Dan ➪ Zakaria as |
Usia | 122 tahun |
Periode sejarah | 91 SM - 31 M |
Tempat diutus (lokasi) | Palestina |
Jumlah keturunannya (anaknya) | 1 |
Tempat wafat | Halab (Aleppo) |
Sebutan kaumnya | Bani Israil |
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak | 12 kali |
Pengutusan Nabi Zakaria
Nabi
Zakaria diutus kepada bani Israil ketika kemaksiatan, kemungkaran,
kezhaliman, dan kerusakan merajalela di kalangan mereka. Selain itu,
raja-raja kejam serta zhalim juga berkuasa di sana dan selalu berbuat
kerusakan. Herodes, penguasa Palestina adalah raja yang paling jahat dan
suka melanggar. Dialah yang memerintahkan membunuh Nabi Zakaria dan Nabi Yahya.
Nabi
Zakaria memulai dakwah dengan mengajak kaumnya menyembah Allah dan
memperingatkan mereka tentang akibat buruknya perbuatan mereka jika
tidak segera bertaubat. Meski sudah renta dan rambutnya memutih, dia
terus berdakwah menyeru kaumnya. Selain itu, Nabi Zakaria juga tak
pernah letih berdoa kepada Allah agar dikarunia putra yang dapat
menggantikannya dalam memikul tugas dakwah ini setelah dia wafat nanti.
Hal ini dikisahkan dalam firman Allah, "Dia
(Zakaria) berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa
kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap
mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka
anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi
aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku,
seorang yang diridhai." (QS. Maryam [19]: 4-6).
Allah lantas mengabulkan permohonannya. Sebagaimana firman-Nya, "Hai
Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan
(beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum
pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia." (QS. Maryam [19]: 7).
Nabi Yahya dilahirkan tiga bulan lebih awal dari kelahiran Nabi Isa. Dia kemudia dibesarkan dan dididik oleh orang tuanya dengan kebaikan dan ketakwaan, seperti firman Allah, "Wahai
Yahya, ambillah (pelajarilah) kitab (Taurat) itu dengan
sungguh-sungguh. Dan, Kami berikan kepadanya (Yahya) hikmah selagi ia
masih kanak-kanak" (QS. Maryam [19]: 12).
Sejak
kecil, Allah telah memberinya ilmu dan hikmah dan setelah dewasa dia
diangkat menjadi nabi. Nabi Yahya terkenal dengan sifatnya yang lemah
lembut, penuh kasih sayang, bersih, apik, dan zuhud. Selain itu, dia
juga banyak menangis karena takut kepada Allah, senantiasa mengajak
kaumnya bertaubat dan meninggalkan kemaksiatan, serta mengingatkan
mereka tentang akibat dari pelanggaran yang mereka lakukan. Nabi Yahya
membaptis umatnya dengan membasuh dosa-dosa dan kesalahan mereka di
sungai Jordan (asy-Syari'ah) dan dia pula yang membaptis Nabi Isa.
Para
sejarawan berbeda pendapat mengenai kematian Nabi Zakaria, apakah
beliau wafat biasa (secara alami) atau karena dibunuh (bersamaan dengan
wafatnya Nabi Yahya), wallahu a'lam. Sementara itu, mengenai Nabi Yahya,
mereka sepakat bahwa beliau meninggal karena dibunuh. Hal ini
dikisahkan dalam satu riwayat bahwa pada zaman itu, salah satu raja yang
terkenal jahat dan zhalim, Herodes ingin menikah dengan perempuan yang
tidak halal baginya. Perempuan tersebut bernama Herodia yang tidak lain
ialah keponakannya sendiri, anak perempuan saudara kandungnya.
Wanita
itu sangat cantik; memiliki tubuh dan penampilan yang amat menarik.
Ketika mendengar berita tersebut, Nabi Yahya spontan melarang dan
menentang pernikahan itu serta mengumumkan pembatalannya. Sikap Yahya
ini pun tersebar ke seluruh penjuru kota. Merasa tidak senang, wanita
itu berencana membunuh Yahya. Untuk memenuhi keinginannya, Herodia
bersolek menemui pamannya yang tidak lain adalah calon suaminya dengan
wajah berseri-seri dan menggoda. Dia lantas menjerat Herodes dengan tipu
daya hingga pamannya terlena dengan ucapannya yang lembut. Pamannya
kemudian bertanya, "Apakah yang dapat aku lakukan untukmu?"
Herodia menjawab, "Jika tuanku berkenan, aku hanya menginginkan kepala Yahya bin Zakaria."
Sang
raja pun mengabulkan permintaan calon istrinya tersebut dengan mengutus
seseorang untuk memenggal kepala Nabi Yahya. Allah berfirman, "Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi
yang memang tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh
manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan
menerima siksa yang pedih." (QS. Ali-'Imran [3]: 21).
Riwayat Singkat Zakaria
Nabi
Zakaria diutus pada kaum Bani Israil. Sudah sejak lama Nabi Zakaria
mendambakan seorang anak. Namun keinginannya belum juga terpenuhi walau
ia sudah tua.
Suatu
hari datanglah janda Imron menyerahkan bayi perempuannya (Maryam) pada
Nabi Zakaria untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Nabi
Zakaria dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu, sebab janda
Imron sudah tua dan rasanya tidak mungkin memperoleh anak. Namun setelah
mendapat penjelasan dari janda Imron bahwa kehamilannya ialah kehendak
Allah SWT, mereka pun mengerti.
Setelah
itu timbul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam. Untuk
pemecahannya, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke air.
Barangsiapa yang penanya mengapung, dialah yang berhak mengurus Maryam.
Ternyata pena Nabi Zakaria-lah yang mengapung. Sehingga beliau berhak
menjadi ayah asuh Maryam. Semua kebutuhan Maryam ditanggung Nabi
Zakaria. Beliau sangat menyayanginya.
Nabi
Zakaria, sadar banyak anggota keluarganya dari Bani Israil merupakan
orang yang tidak beradab dan gemar bermaksiat karena kedangkalan iman
mereka. Ia khawatir bila tiba ajal dan tidak mempunyai keturunan yang
dapat memimpin kaumnya, sehingga mereka akan semakin merajalela dan
sangat mungkin mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci Taurat
dan menyalahgunakan hukum agama.
Kecemasan
itu mengusik pikiran Zakaria, dan ia sedih karena belum juga mempunyai
keturunan walau telah berusia 90 tahun. Ia agak terhibur ketika mengasuh
Maryam yang dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa
sedihnya dan keinginanya untuk memperoleh keturunan timbul kembali
ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan di mihrab Maryam. Ia
berpikir di dalam hatinya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri
dan tidak berdaya. Allah pasti berkuasa memberinya keturunan bila
dengan kehendak-Nya walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah
penuh uban.
Pada
suatu malam, Zakaria duduk di mihrabnya mengheningkan cipta kepada
Allah dan bermunajat serta berdoa dengan khusyuk dan yakin. Dengan suara
yang lemah lembut dia berdoa: "Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang
putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian dari keluarga Ya'qub,
yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Israil. Aku
cemas sepeninggalku nanti anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali
aqidah dan imannya bila aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin yang akan
menggantikanku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku
telah dipenuhi uban, sedang isteriku adalah seorang perempuan mandul.
Namun kekuasaan-Mu tidak terbatas, dan aku berdoa Engkau berkenan
mengkaruniakan seorang anak yang shaleh dan Engkau ridhoi padaku.
Kemudian
Allah menjawab doa Zakaria dan berfirman : "Wahai Zakaria, kami
sampaikan kabar gembira padamu, kamu akan mendapatkan seorang anak
laki-laki bernama Yahya yang shaleh dan membenarkan kitab-kitab Allah,
menjadi pemimpin yang dianut, menahan diri dari nafsu dan godaan
syaitan, dan kelak akan menjadi seorang Nabi." Kemudian Zakaria berkata:
"Ya Allah, bagaimana aku dapat memperoleh keturunan sedang istriku
seorang yang mandul dan akupun sudah lanjut usia." Allah berfirman: "Hal
demikian itu adalah mudah bagi-Ku. Tidakkah telah Ku-ciptakan kamu,
sedangkan waktu itu kamu tidak ada sama sekali."
Setelah itu istrinya mengandung dan melahirkan anak lelaki yang diberi nama Yahya. Seperti ayahnya, Yahya juga seorang nabi.
Pada
suatu ketika Nabi Yahya terbunuh karena perintah Raja Herodus. Kaum
Bani Israil berharap pada Nabi Zakaria, hal itu menyebabkan Raja Herodus
marah dan memerintahkan untuk membunuh Nabi Zakaria. Nabi Zakaria
sendiri langsung pergi dari kejaran prajurit Herodus.
Nabi Zakaria dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Quran, nama Zakaria as, disebutkan sebanyak 12 kali, seperti berikut ini.
Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 37-41, Firman Allah SWT :
Maka
Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria
pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia
dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu
memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi
Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab. Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya
seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak
yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendenganr do'a". Kemudian Malaikat
(Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di
mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan
kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang
datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan
seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh". Zakaria berkata: "Ya
Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua
dan isteriku pun seorang yang mandul?". Berfirman Allah: "Demikianlah,
Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". Berkata Zakaria: "Berilah aku
suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman:
"Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama
tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu
sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".
Pada Surat Maryam [19]:ayat 2-15, Firman Allah SWT :
(Yang
dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada
hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara
yang lembut. Dia (Zakaria) berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku
telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah
kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku
khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang
yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,
yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub; dan
jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." Hai Zakaria,
sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang
anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan
orang yang serupa dengan dia. Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana
akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan
aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua". Tuhan
berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah
bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal
kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". Zakaria berkata: "Ya
Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah
bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam,
padahal kamu sehat". Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia
memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi
dan petang. Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan
sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih
kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan
kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang
yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang
sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan
dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 85, Firman Allah SWT :
Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.
Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 89, Firman Allah SWT :
(Ingatlah
kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah
Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling
Baik.
Wallahu a'lam bisshawab.
See also : Riwayat Ringkas 25 Nabi dan Rasul
Item | Nabi Zakaria as |
Rating | 5 / 5 |
Reviewer | A.P.I AL FADHLU |
Date | 10/05/2012 |
Description | A.P.I AL FADHLU BLOG:Sejak kecil, Allah telah memberinya ilmu dan hikmah dan setelah dewasa dia diangkat menjadi nabi. Nabi Yahya terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut, penuh kasih sayang, bersih, apik, dan zuhud. Selain itu, dia juga banyak menangis karena takut kepada Allah.KISAH PARA NABI |
Summary | Pendahuluan Nama Zakaria (Zakariya) bin Dan Garis Keturunan Adam as ➪ Syits ➪ Anusy ➪ Qainan ➪ Mahlail ➪ Yarid ➪ Idris as ➪ Muta... |
Pada
10/05/2012
10/05/2012
Tentang Kami
A.P.I AL FADHLU : Asrama Pendidikan Islam Al Fadhlu adalah Pondok Pesantren yang masih menerapkan metode pendidikan ala salaf namun berpijak dan berprinsip pada "AL MUHAFAZHOTU 'ALAL QADIMISH SHALIH WAL AKHDZU BIL JADIDIL ASHLAH"(Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan) sebagai mottonya. Ikuti kami juga di G+ @ A.P.I AL FADHLU .
Langganan Artikel Lewat Email
Silahkan isi formulir di bawah ini
Langganan artikel terbaru dari kami langsung dikirim ke em@il anda gratis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
: 0 Tidak ada komentar ...
Posting Komentar ANDA
Komentar Anda adalah bagian dari Shilaturrahim ... :-)