Nabi Yunus as
A.P.I AL FADHLU / 10/05/2012 / Kisah 25 Nabi
Pendahuluan
Nama | Yunus (Yunan) bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya (catatan : Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya, kecuali Yunus dan Isa) |
Garis Keturunan | Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyadz ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒ Ibrahim as ⇒ Ishaq as ⇒ Ya'qub as ⇒ Yusuf as ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus as |
Usia | 70 tahun |
Periode sejarah | 820 - 750 SM |
Tempat diutus (lokasi) | Ninawa, Irak |
Jumlah keturunannya (anak) | - |
Tempat wafat | Ninawa, Irak |
Sebutan kaumnya | Bangsa Asyiria, di utara Irak |
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak | 5 kali |
Ringkasan Kisah Nabi Yunus
Ninawa
(Nineveh) adalah pusat pemerintahan Kerajaan Assyria yang berada di
utara Irak pada masa Nabi Yunus. Ninawa merupakan kota terbesar dan
terkaya di bagian timur dunia saat itu. Namun, kelapangan rezeki dan
kekayaan yang luar biasa itu justru membuat penduduknya berbuat maksiat,
sesat, dan dosa-dosa besar. Selain itu, mereka juga menyembah berhala
dan tidak beriman kepada Allah. Seandainya bukan karena rahmat-Nya,
Allah pasti telah menghancurkan mereka. Dengan kasih sayang-Nya, Allah
mengutus Nabi Yunus kepada penduduk Ninawa untuk menyembah Allah semata
dan meninggalkan perbuatan syirik.
Nabi
Yunus memulai dakwahnya seperti dakwah para nabi dan rasul lainnya. Dia
mengaku sebagai utusan Rabbnya dan menjelaskan bahwa jalan keselamatan
hanyalah dengan kembali ke jalan Allah serta bertaubat kepada-Nya. Dia
kemudian memaparkan berbagai dalil dan bukti tentang dakwahnya itu.
Namun,
mereka mendustakan Yunus dan justru menjawab dengan jawaban orang-orang
bodoh fanatik yang akal mereka tidak bias lepas dari keyakinan
paganisme. Mereka berkata, "Kamu hanyalah manusia biasa seperti kami dan kami tidak akan beriman padamu juga pada ajaran yang kau bawa."
Nabi Yunus
lantas pergi meninggalkan mereka karena rasa kecewa dengan perilaku
kaumnya. Atas kehendak Allah, Nabi Yunus kemudian sampai di tepi pantai
dan ikut naik sebuah perahu. Di tengah perjalanan, diadakan undian untuk
meringankan beban muatan kapal dengan cara membuang salah satu diantara
para penumpang. Pengundian itu lalu jatuh pada Nabi Yunus. Mereka
kemudian membuangnya ke laut hingga ditelan ikan paus. Allah berfirman, "(Ingatlah
kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka
ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan
selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk
orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan do'anya dan
menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan
orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anbiya` [21]: 87-88).
Setelah
kepergian Nabi Yunus, kaumnya melihat tanda-tanda adzab. Mereka juga
meyakini bahwa adzab tersebut akan datang. Allah kemudian memunculkan
rasa taubat dan penyesalan di hati mereka. Mereka pun menyesali
perbuatannya, mengenakan kain mori yang kasar, bertaubat, dan memohon
ampunan kepada Allah. Selain itu, mereka juga mengembalikan
barang-barang yang mereka ambil secara zalim kepada pemiliknya. Di saat
genting itu, Allah mengangkat adzab tersebut dengan rahmat-Nya.
Pada
saat yang sama, Nabi Yunus keluar dari perut ikan dalam keadaan sakit
dan letih. Allah kemudian menumbuhkan pohon sejenis labu di dekatnya
untuk dapat melindungi dia dari teriknya matahari hingga kesehatannya
membaik, sakitnya hilang, dan rasa takut di hatinya sirna. Allah lalu
memerintahkan Yunus kembali kepada penduduk Ninawa yang telah dia
tinggalkan. Dia lantas mengajak mereka beriman kepada Allah dan
menyampaikan risalah-Nya. Dengan demikian, Allah memberikan kehidupan
dan kenikmatan yang baik kepada mereka. Allah berfirman, "Sesungguhnya
Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke
kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk
orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar
dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk
orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal
di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke
daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan
untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada
seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami
anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (QS. Ash-Shaffat [37]: 139-148).
Bangsa Assyria
Bangsa
Assyria merupakan salah satu kabilah Semit. Kabilah Semit tinggal di
utara Sungai Tigris setelah dua kali pindah dari wilayah yang
berdekatan. Pertama, perpindahan kabilah Semit dari wilayah Babylon pada
masa kekuasaan bangsa Akadia. Kedua, migrasi bangsa Arami dari Suriah,
dan mereka merupakan golongan Semit yang berhijrah ke wilayah ini.
Karena bangsa Semit bersosialisasi dengan kaum lain maka mereka memiliki
hubungan bangsa yang berbeda, seperti bangsa Hittites dan Kurdi.
Nabi Yunus dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Quran, nama Yunus as, disebutkan sebanyak 5 kali, seperti berikut ini.
Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 87-88, Firman Allah SWT :
(Ingatlah
kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka
ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan
selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk
orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan do'anya dan
menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan
orang-orang yang beriman.
Pada Surat Ash-Shaaffaat (As-Saffat) [37] : ayat 139-148, Firman Allah SWT :
Sesungguhnya
Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke
kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk
orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar
dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk
orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal
di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke
daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan
untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada
seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami
anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.
Pada Surat Yuunus (Yunus) [10] : ayat 98, Firman Allah SWT :
Mengapa
tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu
bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu),
beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam
kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada
waktu yang tertentu.
Pada Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163, Firman Allah SWT :
Sesungguhnya
Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak
cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur
kepada Daud.
Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 86, Firman Allah SWT :
Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).
Wallahu a'lam bisshawab.
See also : Riwayat Ringkas 25 Nabi dan Rasul
Item | Nabi Yunus as |
Rating | 5 / 5 |
Reviewer | A.P.I AL FADHLU |
Date | 10/05/2012 |
Description | A.P.I AL FADHLU BLOG:Setelah kepergian Nabi Yunus, kaumnya melihat tanda-tanda adzab. Mereka juga meyakini bahwa adzab tersebut akan datang. Allah kemudian memunculkan rasa taubat dan penyesalan di hati mereka. Mereka pun menyesali perbuatannya, mengenakan kain mori yang kasar, bertaubat, dan memohon ampunan kepada Allah. KISAH PARA NABI |
Summary | Pendahuluan Nama Yunus (Yunan) bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya (catatan : Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan... |
Pada
10/05/2012
10/05/2012
Tentang Kami
A.P.I AL FADHLU : Asrama Pendidikan Islam Al Fadhlu adalah Pondok Pesantren yang masih menerapkan metode pendidikan ala salaf namun berpijak dan berprinsip pada "AL MUHAFAZHOTU 'ALAL QADIMISH SHALIH WAL AKHDZU BIL JADIDIL ASHLAH"(Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan) sebagai mottonya. Ikuti kami juga di G+ @ A.P.I AL FADHLU .
Langganan Artikel Lewat Email
Silahkan isi formulir di bawah ini
Langganan artikel terbaru dari kami langsung dikirim ke em@il anda gratis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
: 0 Tidak ada komentar ...
Posting Komentar ANDA
Komentar Anda adalah bagian dari Shilaturrahim ... :-)