Nabi Sulaiman as
A.P.I AL FADHLU / 10/05/2012 / Kisah 25 Nabi
Pendahuluan
Nama | Sulaiman (Sulaeman, Sulayman) bin Daud (Dawud) |
Garis Keturunan | Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyadz ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒ Ibrahim as ⇒ Ishaq as ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu'az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud as ⇒ Sulaiman as |
Usia | 66 tahun |
Periode sejarah | 989 - 923 SM |
Tempat diutus (lokasi) | Palestina (dan Israil) |
Keturunannya (anaknya) | Rahab'an (Ruhba'am/Rehabeam) |
Tempat wafat | Baitul Maqdis (Yerusalem) |
Sebutan kaumnya | Bani Israil |
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak | 21 kali |
Ringkasan Kisah Sulaiman
Sejak
usia 13 tahun, Nabi Sulaeman (Sulaiman, Sulayman) mewarisi kerajaan
ayahnya, Daud. Meskipun terbilang muda, dia merupakan seorang anak yang
cerdas, tangkas, cerdik, dan penuh perhitungan. Allah telah
menganugerahinya hikmah dan kecerdasan dalam memberi putusan sejak dia
masih muda. Allah juga menjadikan para jin dan setan tunduk untuk
melayaninya. Selain itu, Allah membuatnya memahami bahasa dan percakapan
burung. Sulaiman diutus kepada bani Israil agar mereka menyembah Allah
semata serta mengikuti ajaran para nabi dan rasul terdahulu.
Nabi Sulaiman
menetapkan hukum di antara manusia berdasarkan Taurat. Dalam memecahkan
persoalan politik dan ekonomi kerajaan dia menggunakan metode diplomasi
yang memperkuat hubungan kerajaannya dengan kerajaan Shur Fenisia, dan
para fir'aun Mesir. Bahkan, kerajaannya mencapai puncak kejayaan pada
masanya. Ini dikarenakan dia sangat memerhatikan kegiatan pembangunan.
Dia
membangun pusat peribadatan yang telah dirintis ayahnya sebelum wafat.
Kemegahan dan kebesaran bangunan tersebut sesuai dengan keagungannya
sebagai seorang nabi sekaligus raja. Itu merupakan anugerah yang tak
akan pernah diberikan kepada siapa pun setelahnya di dunia.
Karena
kemegahan bentuk bangunan yang dibuat Sulaiman terhadap Masjidil Aqsha,
yang di dalam sejarah bani Israil disebut Haikal, maka tempat ini pun
disnisbahkan kepada namanya (Haikal Sulaiman). Dia bukan orang pertama
yang membangunnya. Akan tetapi dia yang merenovasinya dengan bentuk
bangunan megah dan besar.
Ibnu
Taimiyah berpendapat bahwa Masjidil Aqsha telah ada sejak zaman Nabi
Ibrahim. Akan tetapi, Nabi Sulaimanlah yang membangunnya dengan megah.
Selain itu, kekuatan Nabi Sulaiman terlihat pada kemampuannya
berinteraksi dengan makhluk-makhluk Allah yang melayaninya, seperti yang
terdapat dalam kisah kerajaan Ratu Balqis dari Saba, yang dipindahkan
ke dalam kerajaan Sulaiman. Kisah ini termaktub di dalam al-Qur'an.
Allah berfirman, Dia
(Sulaiman) berkata: "Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan
melihat apakah dia (Balqis) mengenal ataukah dia termasuk orang-orang
yang tidak mengenal(nya)". Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah
kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan
singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya
dan kami adalah orang-orang yang berserah diri". Dan apa yang
disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan
keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang
yang kafir. Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka
tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar,
dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya
ia adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku
berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (QS. Al-Naml [27]: 41-44).
Akhirnya,
Ratu Balqis tunduk kepada Nabi Sulaiman sehingga kerajaannya menjadi
sangat luas. Seluruh negeri Syam menyerahkan diri kepadanya. Salah satu
pemimpin Yahudi, Yurab'am (Yeroboem) berhasrat terhadap kerajaan Nabi
Sulaiman. Dia kemudian mangadakan pemberontakan, tetapi gagal sehingga
dia melarikan diri meminta perlindungan kepada Raja Mesir. Setelah Nabi
Sulaiman Wafat, dia digantikan oleh putranya yaitu Ruhba'am (Rehabeam).
Rehabeam
tidak disukai oleh orang Yahudi sehingga mereka kembali mengadakan
pemberontakan. Mereka mengajak Yerobeam dan menjadikannya Raja. Yerobeam
berhasil menguasai separuh kerajaan, yaitu bagian utara dan menjadikan
kota Syakim (Shechem) sebagai pusat pemerintahannya. Sementara itu,
Rehabeam tetap menjadi raja di bagian selatan. Memang, setelah Nabi
Sulaiman wafat terjadi perselisihan dan pertentangan di antara kedua
bagian kerajaan itu.
Kisah Sulaiman dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Quran, nama Sulaiman as, disebutkan sebanyak 21 kali, seperti berikut ini.
Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 78-82, Firman Allah SWT :
Dan
(ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan
keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh
kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan
yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah memberikan pengertian
kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada
masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami
tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud.
Dan kamilah yang melakukannya. Dan telah Kami ajarkan kepada Daud
membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu;
Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah). Dan (telah Kami tundukkan)
untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus
dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah
Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan Kami telah tundukkan (pula
kepada Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam (ke dalam laut)
untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami
memelihara mereka itu.
Pada Surat An-Naml [27] : ayat 15-20, Firman Allah SWT :
Dan
sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan
keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari
kebanyakan hamba-hambanya yang beriman". Dan Sulaiman telah mewarisi
Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian
tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya
(semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata". Dan dihimpunkan untuk
Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur
dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah
semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam
sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari"; maka dia tersenyum dengan tertawa
karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku
berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". Dan dia
memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat
hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.
Pada Surat An-Naml [27] : ayat 21-26, Firman Allah SWT :
Sungguh
aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau
benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku
dengan alasan yang terang". Maka tidak lama kemudian (datanglah
hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum
mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita
penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpa seorang wanita yang
memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai
singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari,
selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah),
sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah
Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang
mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah,
tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai 'Arsy yang
besar".
Pada Surat An-Naml [27] : ayat 27-35, Firman Allah SWT :
Berkata
Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk
orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu
jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu
perhatikanlah apa yang mereka bicarakan" Berkata ia (Balqis): "Hai
pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat
yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya
(isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan
datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata dia
(Balqis): "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku
(ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada
dalam majelis(ku)". Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang
memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam
peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa
yang akan kamu perintahkan". Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja
apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan
menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang
akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada
mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan
dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".
Pada Surat An-Naml [27] : ayat 36-40, Firman Allah SWT :
Maka
tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah
(patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah
kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi
kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka sungguh
kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa
melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba)
dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina".
Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu
sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka
datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata 'Ifrit
(yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat
dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat
dipercaya". Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku
akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka
tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya
lagi Maha Mulia".
Pada Surat An-Naml [27] : ayat 41-44, Firman Allah SWT :
Dia
berkata: "Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah
dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)".
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah
singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku,
kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang
yang berserah diri". Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah,
mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia
dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakan kepadanya:
"Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu,
dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari
kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat
zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada
Allah, Tuhan semesta alam".
Pada Surat Sabaa' (Saba') [34] : ayat 12-14, Firman Allah SWT :
Dan
Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi
sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama
dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga
baginya. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya
dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang
(besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).
Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit
sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. Maka tatkala Kami telah
menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka
kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia
telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka
mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang
menghinakan.
Pada Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 30-34, Firman Allah SWT :
Dan
Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya), (ingatlah) ketika
dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan
cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku
menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai
mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan". "Bawalah
kuda-kuda itu kembali kepadaku". Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu.
Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia)
tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit),
kemudian ia bertaubat.
Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 102, Firman Allah SWT :
Dan
mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir),
padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya
setan-setan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir
kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di
negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan
(sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya
cobaan (bagimu), sebab itu jangnalah kamu kafir". Maka mereka
mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka
dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka
itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada
seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu
yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi,
sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya
(kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat,
dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau
mereka mengetahui.
Pada Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163, Firman Allah SWT :
Sesungguhnya
Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak
cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur
kepada Daud.
Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 84, Firman Allah SWT :
Dan
Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya
masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu
(juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya
(Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Wallahu a'lam bisshawab.
See also : Riwayat Ringkas 25 Nabi dan Rasul
Item | Nabi Sulaiman as |
Rating | 5 / 5 |
Reviewer | A.P.I AL FADHLU |
Date | 10/05/2012 |
Description | A.P.I AL FADHLU BLOG:Keputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.KISAH PARA NABI |
Summary | Pendahuluan Nama Sulaiman (Sulaeman, Sulayman) bin Daud (Dawud) Garis Keturunan Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid... |
Pada
10/05/2012
10/05/2012
Tentang Kami
A.P.I AL FADHLU : Asrama Pendidikan Islam Al Fadhlu adalah Pondok Pesantren yang masih menerapkan metode pendidikan ala salaf namun berpijak dan berprinsip pada "AL MUHAFAZHOTU 'ALAL QADIMISH SHALIH WAL AKHDZU BIL JADIDIL ASHLAH"(Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan) sebagai mottonya. Ikuti kami juga di G+ @ A.P.I AL FADHLU .
Langganan Artikel Lewat Email
Silahkan isi formulir di bawah ini
Langganan artikel terbaru dari kami langsung dikirim ke em@il anda gratis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
: 0 Tidak ada komentar ...
Posting Komentar ANDA
Komentar Anda adalah bagian dari Shilaturrahim ... :-)