Nabi Idris as
A.P.I AL FADHLU / 10/05/2012 / Kisah 25 Nabi
Pendahuluan
Nama | Idris bin Yarid, nama aslinya Akhnukh, nama Ibunya Asyut |
Garis Keturunan | Adam as ➪ Syits ➪ Anusy ➪ Qainan ➪ Mahlail ➪ Yarid ➪ Idris as |
Usia | 345 tahun |
Periode sejarah | 4533 - 4188 SM |
Tempat diutus (lokasi) | Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis) |
Tempat wafat | Allah mengangkatnya ke langit |
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak | 2 kali |
Nabi
Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin
Mihla'iel (Mahlail) bin Qinan (Qainan) bin Anusy bin Shiyth (Syits) bin
Adam as. Nabi Idris as menjadi keturunan pertama yang diutus menjadi
nabi setelah Adam.
Dalam agama Yahudi dan Nasrani, Idris dikenal dengan nama Henokh.
Nabi
Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu, kemahiran,
serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan
manusia, seperti pengenalan tulisan, matematika, astronomi, dan lain
sebagainya.
Menurut suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia
akan melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk
kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon
kepada Allah untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan
permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai
turunnya hujan.
Idris dilahirkan di Mesir. Mereka menyebutnya dengan Hirmisal Haramisah, menurut Bahasa Suryani. Idris lahir di kota Manfis (Manaf).
Ada yang mengatakan Idris dilahirkan di Babilonia dan Hijrah ke Mesir.
Ketika melihat sungai Nil, dia berkata: "Babilonia". yang berarti,
sungai seperti sungai kalian, sungai besar, sungai yang penuh berkah.
Pada zamannya dibangun 188 kota, yang terkecil diantaranya adalah
ar-Ruha.
Nabi
Idris berdakwah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan
beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi
pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.
Nabi
Idris dinyatakan dalam Al-Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga
Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan
bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang berada di langit keempat
ditemani oleh seorang malaikat.
Dakwah Nabi Idris
Allah berfirman, "Dan
ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam kitab (al-qur'an).
Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang
nabi," (QS. Maryam [19]:56).
Para
sejarawan kuno dan ahli sejarah para nabi mengatakan bahwa beliau
adalah Idris bin Burd, ada juga yang berpendapat bin Yarid. Nama aslinya
adalah Akhnukh. Latar belakang dinamakan Idris karena beliau sering
membaca kitab dan shuhuf Nabi Adam serta Nabi Syits. Ibu beliau bernama
Asyut. Beliau adalah orang pertama yang menulis dengan pena, menjahit
pakaian, mengenakan pakaian berjahit, serta orang pertama yang
mempelajari ilmu perbintangan dalam ilmu hutang.
Allah
mengutus beliau kepada anak cucu Qabil dan mengangkatnya ke langit.
Dalam sebuah hadits riwayat Anas bin Malik disebutkan dari Abu Dzar
bahwa Rasulullah pada saat Mi'raj melihat Nabi Idris di langit ke empat.
Nabi Idris berkata pada beliau, "Selamat wahai Nabi yang baik dan saudara yang baik pula." Nabi Muhammad lantas bertanya, " Siapakah dia, wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Dia adalah Idris."
Disebutkan
pula dalam Tarikh ath-Thabariy bahwasanya Burd melahirkan Akhnukh yaitu
Idris dan Allah mengangkatnya (Akhnukh) sebagai nabi. Saat itu, Nabi
Adam telah berusia 622 tahun dan telah menerima 30 suhuf.
Ada juga sebuah hadits tentang ini. Rasulullah bersabda, "Wahai Abu Dzar, ada empat rasul yang berbangsa Suryani, mereka adalah Adam, Syist, Nuh, dan Akhnukh…"
Hingga ada pula yang mengatakan bhwa Nabi Idris diutus Allah pada
masanya kepada seluruh penduduk bumi. Selain itu, Allah menghimpun ilmu
orang-orang terdahulu padanya.
Di
dalam Qashash al-Anbiya disebutkan bahwa para ahli berbeda pendapat
mengenai lokasi Nabi Idris dilahirkan dan dibesarkan. Sebagian
berpendapat, beliau dilahirkan di Mesir, tepatnya di Manaf (Memphis) dan
mereka menamakannya dengan Harmas al-Haramisah. Sebagian ahli yang lain
berpendapat bahwa beliau dilahirkan dan dibesarkan di Babylon. Dalam
bahasa Suryani "Babil" berarti sungai. Nabi Idris lalu memerintahkan seluruh pengikutnya untuk berpindah ke Mesir.
Pada
zaman Nabi Idris, manusia berbicara dengan 72 bahasa. Merekan telah
mampu mendesain kota-kota mewah. Kota yang telah dibangun pada waktu itu
sebanyak 188 kota. Saat itu bumi dibagi menjadi empat bagian dan setiap
bagian tersebut memiliki raja sendiri. Nama-nama raja tersebut adalah
Elaus, Zous, Asghalebioos, dan Zous Amon.
Nabi
Idris mewarisi ilmu Nabi Syits bin Adam. Setelah beranjak dewasa, Allah
mengangkatnya sebagai nabi. Beliaupun melarang orang-orang berbuat
kerusakan yang menentang syariat Nabi Adam dan Nabi Syits, tetapi hanya
sedikit yang menaatinya. Sebagian besar menentang dakwah beliau. Beliau
lalu berniat untuk berpindah ke tempat yang lebih banyak penduduknya dan
mau menerima ajakannya yaitu daerah Mesir.
Beliau kemudian memerintahkan seluruh pengikutnya untuk meninggalkan Babylon. Mereka berkata, "Bila kita berpindah, tempat manakah yang serupa dengan tempat kita?"
"Jika kita berpindah karena Allah, kita akan diberi rezeki yang serupa dengan tempat itu."
Jawab beliau. Mereka pun berangkat dan sampai di Mesir. Mereka melihat
sungai Nil. Nabi Idris pun berhenti di sana dan bertasbih memuji Allah.
Di Mesir, beliau berdakwah menyeru umat manusia menuju jalan Allah.
Nabi
Idris sangat hati-hati dalam berbicara, pendiam, berwibawa, dan
memiliki berbagai petuah serta untaian kata-kata indah dalam nasihatnya,
seperti "Janganlah
kalian dengki terhadap orang lain yang mendapatkan kemakmuran. Sebab,
kenikmatan yang mereka rasakan itu sedikit saja." Ucapan beliau yang lain adalah, "Cinta dunia dan cinta akhirat, keduanya tidak akan berkumpul dalam satu hati, selamanya."
Menjelang
wafat, Nabi Idris berwasiat kepada keturunannya agar mereka
mengikhlaskan diri beribadah kepada Allah semata. Selain itu, hendaknya
mereka selalu berpegang pada kejujuran dan keyakinan sdi setiap urusan
hidup mereka. Beliaupun kemudian diangkat Allah ke langit.
Idris
adalah kakek dari ayah Nabi Nuh: Nuh bin Lamak bin Mutawasylah bin
Akhnukh. Ada berpendapat, dinamai Idris karena dia banyak dia banyak
belajar. Nama sebenarnya adalah Akhnukh. Allah menyifatinya dengan
beberapa hal : pertama, dia adalah seorang yang jujur; kedua, dia adalah
seorang nabi; ketiga, firman Allah, "Warafa'nahu makanan 'aliyya" 'Kami mengangkatnya ke tempat (martabat) yang tinggi," (QS. Maryam [19]: 57). Ada dua pendapat mengenai penafsiran firman Allah tersebut.
Pertama, bahwa Nabi Idris mendapatkan "kedudukan" yang tinggi, seperti firman-Nya kepada Rasulullah, "kami tinggikan sebutan (nama)mu," (QS. Al-Insyirah [94]: 4).
Allah
memuliakan Idris dengan kenabian dan menurunkan tiga puluh shuhuf
kepadanya. Tidak hanya itu, Nabi Idris adalah nabi pertama yang menulis
dengan pena; mempelajari ilmu perbintangan, ilmu hitung (aritmetika);
orang pertama yang menjahit dan memakai baju darik kain. Sebab, para
pendahulunya tidak mengenakan pakaian dari kain, tetapi dari kulit.
Kedua, maksud dari kata "tinggi"
dalam ayat tersebut adalah " tempat" yang sangat tinggi. Demikianlah
argument yang lebih kuat. Sebab, ketinggian yang disandingkan dengan
tempat berarti ketinggian tempat, bukan tingginya derajat. Kemudian,
para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini.
Sebagian
mereka berpendapat bahwa Allah mengangkat Nabi Idris ke langit atau ke
surga. Dengan begitu, dia dalam kondisi hidup, tidak mati. Sementara itu
yang lain berpendapat, "Allah mengangkatnya ke langit dan melepaskan ruhnya. "Kemudian Ibnu Abbas bertanya kepada Ka'ab mengenai firman Allah, "Kami mengangkatnya ke tempat (martabat) yang tinggi," (QS. Maryam [19]: 57).
Menurut
Ka'ab, malaikat pencabut nyawa mendatangi Nabi Idris. Nabi Idris pun
mengajaknya bicara sampai malaikat menunda pencabutan nyawanya. Lantas
malaikat itu membawanya ke langit dengan kedua sayapnya. Sesampainya di
langit ke empat, malaikat itu berkata, "Aku
sebenarnya diutus mencabut nyawamu di langit ke empat. Mendapat
perintah demikian itu, aku pun bertanya, 'Bagaimana caranya, sedangkan
dia ada di bumi?!'" Ketika Idris menoleh, malaikat maut menatapnya kemudian mencabut nyawanya di tempat itu.
Ketahuilah,
Allah memuji Idris dengan menaikannya ke langit. Sebab biasanya, yang
diangkat ke langit hanya mereka yang memiliki dan kedudukan yang tinggi.
Karena itu, Allah berfirman mengenai para malaikat, "Malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembahnya," (QS. Al-Anbiya' [21]: 19), (al-Fakhrurrazi, Tafsir a-Raziy, jilid X, hlm. 322).
Idris di dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Quran, nama Idris as disebutkan 2 kali, yaitu :
Dan
ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut)
di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat
membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat
yang tinggi. (QS. Maryam [19]:56,57)
Dan
(ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk
orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat
Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh. (QS.
al-Anbiyaa' [21]:85,86)
Idris dalam Hadits
Dalam
sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi
pertama yang berbicara dengan Muhammad dalam salah satu surga selama
Mi'raj.
Diriwayatkan
dari Abbas bin Malik: ... Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi
ke surga keempat, disana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku).
'Ini adalah Idris; berilah dia salammu.' Maka aku mengucapkan salam
kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata. 'Selamat datang
saudaraku yang alim dan nabi yang saleh.; ... (Sahih Bukhari 5:58:227)
Idris dipercayai sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits ini:
Ibnu
Abbas berkata, "Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang
petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah
penggembala." (dari al-Hakim).
Nasihat dan Ajaran Idris
Kepada Nabi Idris dinisbatkan beberapa hikmah (kata-kata bijak) berikut ini.
- Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang dikatakan tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.
- Kesabaran yang disertai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan.
- Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya.
- Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa dan shalatmu.
- Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa.
- Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
- Janganlah iri hati kepada orang-orang yang nasibnya baik, karena kesenangan yang mereka peroleh sebenarnya sangat sedikit.
- Barangsiapa tidak merasa cukup, maka tidak ada sesuatu pun yang membuatnya puas.
Wallahu a’lam bisshawab
Item | Nabi Idris as |
Rating | 5 / 5 |
Reviewer | A.P.I AL FADHLU |
Date | 10/05/2012 |
Description | A.P.I AL FADHLU BLOG KISAH PARA NABI.Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya agar penyelamatan diri darii siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. |
Summary | Pendahuluan Nama Idris bin Yarid, nama aslinya Akhnukh, nama Ibunya Asyut Garis Keturunan Adam as ➪ Syits ➪ Anusy ➪ Qainan ➪ Ma... |
Pada
10/05/2012
10/05/2012
Tentang Kami
A.P.I AL FADHLU : Asrama Pendidikan Islam Al Fadhlu adalah Pondok Pesantren yang masih menerapkan metode pendidikan ala salaf namun berpijak dan berprinsip pada "AL MUHAFAZHOTU 'ALAL QADIMISH SHALIH WAL AKHDZU BIL JADIDIL ASHLAH"(Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan) sebagai mottonya. Ikuti kami juga di G+ @ A.P.I AL FADHLU .
Langganan Artikel Lewat Email
Silahkan isi formulir di bawah ini
Langganan artikel terbaru dari kami langsung dikirim ke em@il anda gratis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
: 0 Tidak ada komentar ...
Posting Komentar ANDA
Komentar Anda adalah bagian dari Shilaturrahim ... :-)