Nabi Adam as
A.P.I AL FADHLU / 10/06/2012 / Kisah 25 Nabi
Pendahuluan
See also : Riwayat Ringkas 25 Nabi dan Rasul
Nama | Adam |
Usia | 930 tahun |
Periode sejarah | 5872 - 4942 SM |
Tempat turunnya di bumi | India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab |
Jumlah keturunannya (anak) | 40 (laki-laki dan perempuan) |
Tempat wafat | India, ada yang berpendapat di Mekah |
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak | 25 kali |
Adam (berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) atau Nabi Adam as sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya, Hawa.
Merekalah orang tua semua manusia di dunia.
Di dalam Al-Quran, nama Adam as, disebutkan 25 kali dalam 25 ayat.
Penciptaan Adam
Setelah
Allah SWT. menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak
untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni,
mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Saat Allah mengabari
para malaikat akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka
khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap
ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi.
Berkatalah para malaikat kepada Allah:
"Mengapa
engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah
[2]:30)
Allah kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Lalu
diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah. Setelah
disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia
dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s.
ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis kemudian
diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketentuan Allah.
Adam
as diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketentuan, melainkan dari
sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di
muka bumi. jadi meskipun tidak melanggar ketentuan (Allah) adam akan
tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama.
Adam
merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah
yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus untuk
memperingatkan anak cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian
banyak anak cucunya, ada yang taat dan ada pula yang membangkang.
Kesombongan iblis (setan)
Saat
semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu,
hanya iblis (setan) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah
karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari
Adam. Hal itu disebabkan karena setan merasa diciptakan dari unsur api,
sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal-usul
menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam
seperti para makhluk surga yang lain.
Disebabkan
oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum setan dengan
mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat
disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat
kelak. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang
abadi.
Setan
dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya
untuk diberi kehidupan yang kekal hingga kiamat. Allah memperkenankan
permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas
pemberian jaminan itu, setan justru mengancam akan menyesatkan Adam
sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak
cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan
menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa
setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan
sepenuh hati.
Pengetahuan Adam
Allah
hendak menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam
dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam
sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda
yang ada di alam semesta yang kemudian diperagakan di hadapan para
malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah untuk
menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui
ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui
sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.
Adam
lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu
kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah
Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit
dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak
nampak.
Adam menghuni surga
Adam
diberi tempat oleh Allah di surga dan baginya diciptakan Hawa untuk
mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan
melengkapi fitrahnya untuk menghasilkan keturunan. Menurut cerita para
ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam
sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga,
Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:
"Hai
Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)
Tipu daya setan
Sesuai
dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat
pembangkangannya, setan mulai merancang skenario untuk menyesatkan Adam
dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.
Bujuk
rayunya dimulai saat ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan
mereka yang ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan
kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh iblis
untuk membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka
bahwa larangan Allah kepada mereka untuk memakan buah dari pohon
terlarang adalah karena mereka akan hidup kekal sebagai malaikat apabila
memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa
sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang
tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia
menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:
"Turunlah
kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada
tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan." (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)
Mendengar
firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah
terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya.
Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:
"Turunlah
kamu dari syurga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka
barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran
atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
Lokasi Adam dan Hawa turun ke bumi
Turunlah
mereka berdua ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh
dengan keadaan hidup di surga. Mereka harus menempuh kehidupan
sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan
keturunan yang beraneka ragam bentuknya.
Di
dalam kitab ad-Durrul Mantsur, disebutkan "Maka kami katakan, 'Turunlah
kalian ... ", dari Ibnu Abbas, yakni: Adam, Hawa, Iblis, dan ular.
Kemudian mereka turun ke bumi di sebuah daerah yang diberi nama "Dujjana", yang terletak antara Mekah dan Thaif.
Ada juga yang berpendapat Adam turun di Shafa, sementara Hawa di
Marwah. Telah disebutkan dari Ibnu Abbas juga bahwa Adam turun di tanah
India.
Diriwayatkan Ibnu Sa'ad dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas, dia mengatakan, Adam
diturunkan di India, sementara Hawa di Jeddah. Kemudian Adam pergi
mencari Hawa sehingga dia mendatangi Jam'an (yaitu Muzdalifah atau
al-Masy'ar). Kemudian disusul (izdalafat) oleh Hawa. Oleh karena itu, tempat tersebut disebut Muzdalifah.
Diriwayatkan
pula oleh Thabrani dan Nua'im di dalam kitab al-Hilyah, serta Ibnu
Asakir dari Abu Hurairah, dia bercerita, Rasulullah saw bersabda: "Adam turun di India."
Sementara Ibnu Asakir menyebutkan ketika Adam turun ke bumi, dia turun di India.
Di dalam riwayat Thabrani dari Abdullah bin Umar disebutkan :
"Ketika
Allah menurunkan Adam, Dia menurunkannya di tanah India. Kemudian dia
mendatangi Mekah, untuk kemudian pergi menuju Syam (Syria) dan meninggal
disana." (HR. Thabrani)
Dari
riwayat-riwayat secara global disebutkan bahwa Adam turun ke bumi, dia
turun di India (Semenanjung Syrindib, Ceylan) di atas gunung yang
bernama Baudza. Di dalam kitab Rihlahnya, Ibnu Batuthah mengatakan:
"Sejak sampai di semenanjung ini, tujuanku tidak lain, kecuali
mengunjungi al-Qadam al-Karimah. Adam datang ketika mereka tengah berada
di semenanjung Ceylan".
Syaikh Abu Abdullah bin Khafif mengatakan: "Dialah orang yang pertama kali membuka jalan untuk mengunjungi al-Qadam."
Lokasi Makam Adam
Sementara
makam Adam as sendiri ada yang mengatakan terletak di gunung Abu
Qubais. Ada juga yang mengatakan di gunung Baudza, tanah dimana dia
pertama kali turun ke bumi. Dan ada juga yang berpendapat, setelah
terjadi angin topan, Nuh as mengulangi pemakamannya di Baitul Maqdis.
Dan kami menarjih apa yang diriwayatkan Thabrani, Ibnu al-Atsir, dan al-Ya'qubi, bahwa Adam setelah Allah SWT memberikan ampunan kepadanya, dibawa oleh Malaikat Jibril ke Jabal Arafat. Disana Jibril mengajarinya manasik haji. Dia meninggal dan dimakamkan di tepi Jabal Abu Qubais.
Kisah Adam dalam Al-Quran
Seperti telah disampaikan di atas bahwa nama Adam as dalam Al-Quran disebutkan 25 kali dalam 25 ayat, yaitu :
Surat Al-Baqarah [2] : ayat 31, 33, 34, 35, dan 37
Surat Al-Imran [3] : ayat 33 dan 39
Surat Al-Maidah [5] : ayat 27
Surat Al-A'raaf [7] : ayat 11, 19, 26, 27, 31, 35, dan 127
Surat Al-Israa' [28] : ayat 50
Surat Maryam [19] : ayat 58
Surat Thaaha [20] : ayat 115, 116, 117, 120, dan 121
Surat Yaasin [36] : ayat 60
Berikut ini dibeberapa beberapa ayat penting yang terkait dengan uraian tersebut di atas.
Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 30-38, Firman Allah SWT :
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.
Al-Baqarah [2]: 30)
Dan
Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar
orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS.
Al-Baqarah [2]: 31,32)
Allah
berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu,
Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya
Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu
lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ?" Dan (ingatlah) ketika Kami
berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka
sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah [2]: 33,34)
Dan
Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini,
dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang
kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini. yang menyebabkan kamu
termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh setan
dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman:
"Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan." Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya,
maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga
itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang
mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan
tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Al-Baqarah [2]: 35-38)
Kemudian pada Surat Thaahaa [20] : ayat 115-123, Firman Allah SWT :
Dan
sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa
(akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.
Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. Maka Kami
berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan
bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu
berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya
kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan
sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa
panas matahari di dalamnya". (QS. Thaahaa [20]: 115-119)
Kemudian
setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam,
maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak
akan binasa?" Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah
bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan
daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan
sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya
dan memberinya petunjuk. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari
surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain.
Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang
mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS.
Thaahaa [20]: 120-123)
Wallahu a'lam bisshawab.
See also : Riwayat Ringkas 25 Nabi dan Rasul
Item | Nabi Adam as |
Rating | 5 / 5 |
Reviewer | A.P.I AL FADHLU |
Date | 10/06/2012 |
Description | A.P.I AL FADHLU BLOG KISAH PARA NABI Adam (berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) atau Nabi Adam as sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya, Hawa. Merekalah orang tua semua manusia di dunia. Di dalam Al-Quran, nama Adam as, disebutkan 25 kali dalam 25 ayat. |
Summary | Pendahuluan Nama Adam Usia 930 tahun Periode sejarah 5872 - 4942 SM Tempat turunnya di bumi India, ada yang berpendapat di Jazirah Ar... |
Pada
10/06/2012
10/06/2012
Tentang Kami
A.P.I AL FADHLU : Asrama Pendidikan Islam Al Fadhlu adalah Pondok Pesantren yang masih menerapkan metode pendidikan ala salaf namun berpijak dan berprinsip pada "AL MUHAFAZHOTU 'ALAL QADIMISH SHALIH WAL AKHDZU BIL JADIDIL ASHLAH"(Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan) sebagai mottonya. Ikuti kami juga di G+ @ A.P.I AL FADHLU .
Langganan Artikel Lewat Email
Silahkan isi formulir di bawah ini
Langganan artikel terbaru dari kami langsung dikirim ke em@il anda gratis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
: 0 Tidak ada komentar ...
Posting Komentar ANDA
Komentar Anda adalah bagian dari Shilaturrahim ... :-)