Nabi Yusuf as
A.P.I AL FADHLU / 10/03/2012 / Kisah 25 Nabi
Pendahuluan
Nama | Yusuf bin Ya'qub (Yusuf bin Yakub) |
Garis Keturunan | Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyadz ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒ Ibrahim as ⇒ Ishaq as ⇒ Ya'qub as ⇒ Yusuf as |
Usia | 110 tahun |
Periode sejarah | 1745 - 1635 SM |
Tempat diutus (lokasi) | Mesir |
Jumlah keturunannya (anak) | 3 anak (2 laki-laki, 1 perempuan) |
Tempat wafat | Nablus |
Sebutan kaumnya | Heksos dan Bani Israil |
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak | 58 kali |
Yusuf bin Yaqub merupakan salah satu dari 12 putra Yaqub dan merupakan cucu dari Ishaq as, serta cicit dari Ibrahim as.
Pengutusan Nabi Yusuf
Dia adalah salah satu rasul yang tidak termasuk dalam kelompok Ulul Azmi. Rasulullah memuji beliau dalam sabdanya, "Dia adalah orang yang mulia, anak orang mulia, cucu orang mulia, dan cicit orang yang mulia: Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim," (HR. al-Bukhari).
Nabi
Yusuf dilahirkan di negeri Kan'an. Dia memiliki seorang saudara kandung
yang bernama Bunyamin dan sepuluh saudara seayah. Ibunda Yusuf dan
Bunyamin lebih dahulu meninggal, sehingga sang ayah sangat mencintai
mereka berdua. Perhatian yang dicurahkan Nabi Ya'qub kepada keduanya
menimbulkan sara iri di hati saudara-saudaranya yang lain. Mereka lantas
merencanakan sesuatu untuk mencelakakan Yusuf seperti yang tertera
dalam al-Qur'an, "Bunuhlah
Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah
kepada kalian, dan setelah itu kalian menjadi orang yang baik," (QS. Yusuf [12]: 9).
Saudara-saudara
Yusuf lalu meminta izin kepada sang ayah agar dia diizinkan ikut
bersama mereka bermain di luar kota. Di sanalah Yusuf dilempar ke dalam
sebuah sumur tua. Hal ini terekam dalam firman Allah, "Mereka
berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan
kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan
serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun
kami adalah orang-orang yang benar." Dan Mereka datang membawa baju
gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yakub berkata:
"Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk)
itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah
yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." Dan
kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh
seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh;
kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan
dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan," (QS. Yusuf [12]: 17-19).
Nabi Ya'qub merasa terpukul atas kejadian itu hingga kedua matanya memutih akibat kesedihan yang mendalam.
Sementara
itu, kafilah yang menemukan Yusuf membawanya ke negeri Mesir lalu
menjualnya di pasar budak. Pembesar Mesir kemudian membelinya dan
memberikan Yusuf kepada istrinya yang belum memiliki anak. Setelah
beliau dewasa, Allah memberikannya ilmu dan hikmah di negeri Mesir.
Beliaupun menjadi terkenal dengan kepiawaiannya menakwilkan mimpi dan
menjaga kehormatan diri dari rayuan tuannya.
Pada
satu waktu, Nabi Ya'qub mengutus anak-anaknya, kecuali Bunyamin untuk
membeli hasil bumi kepada seorang menteri Mesir, yaitu Yusuf. Nabi Yusuf
meminta mereka agar membawa Bunyamin pada kedatangan berikutnya. Mereka
pun datang ke Mesir untuk yang kedua kalinya bersama Bunyamin, dan
Yusuf telah mengenalinya secara diam-diam. Beliau lantas memerintahkan
para pembantunya untuk meletakkan sukatan di dalam karung Bunyamin.
Bunyamin pun ditahan. Saudara-saudara yang berusaha membebaskannya namun
sia-sia belaka.
Akhirnya mereka pulang tanpa Bunyamin. Ya'qub semakin
sedih dengan hilangnya dua putra beliau. Untuk ketiga kalinya, Nabi
Ya'qub memerintahkan mereka berangkat ke Mesir guna membebaskan
Bunyamin. Saat mereka bertemu, Yusuf memberitahu mereka keadaan yang
sebenarnya, sebagaimana yang tertera dalam firman Allah, "Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami" (QS. Yusuf [12]: 90).
Saudara-saudara
Yusuf merasa amat bersalah dan berdosa, tetapi Nabi Yusuf memaafkan
mereka. Selain itu, dia memberikan bajunya agar diserahkan kepada sang
ayah. Baju ini sebagai tanda bahwa dia masih hidup. Setelah mereka
bertemu sang ayah, secara bersamaan Nabi Ya'qub telah mencium bau Yusuf,
dan membuat penglihatannya kembali normal. Peristiwa ini sesuai dengan
firman Allah, "Maka
tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf merangkul kedua orang
tuanya dan dia berkata: "Masuklah kalian ke negeri Mesir, insya Allah
dalam keadaan aman." Dan ia menaikkan kedua orang tuanya ke atas
singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada
Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah takbir mimpiku yang
dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan.
Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia
membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun
padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan) antaraku dan
saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang
Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana." (QS. Yusuf [12]: 99-100).
Penggunaan Dirham
Disebutkan dalam surah Yusuf ayat 20 sebagai berikut, "Dan
mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham
saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf."(QS. Yusuf [12]: 20).
Profesor Bassam Jarrar berkata tentang teks tersebut, "Ayat
ini menunjukkan tingkat peradaban masyarakat Mesir saat itu. Mereka
sudah menggunakan dirham, mata uang perak yang berfungsi sebagai alat
tukar dalam sistem perdagangan. Di sisi lain, kita juga menemukan
saudara-saudara Yusuf yang datang dari desa menawarkan barang-barang
untuk membeli bahan makanan. Allah berfirman, "Yusuf berkata kepada
pelayan-pelayannya, 'Masukkanlah barang-barang (penukar kepunyaan
mereka) ke dalam karung-karung mereka," (QS. Yusuf [12]: 62).
Perhatikan juga firman Allah, "Maka
ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Wahai Al-Aziz,
kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang
membawa barang-barang yang tak berharga, maka penuhilah jatah (gandum)
untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi
balasan kepada orang-orang yang bersedekah". (QS. Yusuf [12]: 88).
Mukjizat Ilmiah dari Surah Yusuf
Prof.
Dr. Abdul Majid Bal'abid dari Universitas Wajdah, Maroko, telah
melakukan eksperimen praktis untuk memastikan hasil biji-biji gandum
yang dibiarkan tetap berada ditangkainya. Biji-biji tersebut tetap
dibiarkan selama dua tahun dalam kondisi normal tanpa memerhatikan
beragam syarat penyimpangan biji. Sebagian bij-biji gandum yang lain
beliau petik dari tangkainya dan dibiarkan dalam kondisi dan jangka
waktu yang sama.
Dari
sini dia menyimpulkan bahwa biji-biji yang tetap berada di tangkainya
tidak mengalami perubahan apapun, baik dari unsur kandungan makanan
maupun kemampuannya untuk tumbuh, kecuali kehilangan kandungan air. Hal
ini membuatnya lebih kering dan lebih bagus untuk disimpan dan tumbuh.
Sebab, keberadaan air mudah untuk membusukkan gandum, terlebih kadar air
yang berada dalam biji gandum tersebut mencapai 20,3%. Pada waktu yang
sama peneliti juga mengamati biji gandum yang dipetik dari tangkainya.
Biji gandum tersebut kehilangan kandungan protein sebanyak 20% setelah
disimpan selama setahun. Jika disimpan selama dua tahun, kandungan
proteinnya akan berkurang sebanyak 32% dan tidak bisa berkecambah,
berkembang, dan berbuah.
Dengan
demikian, cara paling baik untuk menjaga hasil tanaman yang bertangkai
agar tetap terpelihara, seperti gandum dan padi, yaitu dengan memotong
dan menyimpan tangkainya. Inilah salah satu wahyu yang diturunkan oleh
Allah kepada Nabi Yusuf, dan Allah menguraikan kisahnya secara lengkap
di dalam al-Qur'an. Suatu hal yang membuktikan bahwa kitab suci ini
tidak mungkin buatan manusia, melainkan kalam Allah, Sang Pencipta Yang
Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Hal
tersebut juga membuktikan kenabian dan kerasulan Yusuf bi Ya'qub serta
penutup para nabi dan rasul, Muhammad. Hal itu disebutkan karena
penduduk Mesir kuno tidak mengenal cara memelihara dan menyimpan beragam
hasil tanaman tersebut, kecuali dengan dilepaskan dari tangkainya.
Perintah
Allah untuk memelihara benih-benih tersebut tetap berada dalam
tangkainya diketahui setelah dilakukan musyawatah dengan Nabi Yusuf.
Pada saat ini saja, gandum masih dituai dengan dilepaskan dari
tangkainya sehingga risiko kerusakannya sangat besar. Padahal, berbagai
penjagaan dan perawatan di lumbung dan gudang penyimpanan tanaman biji
telah ditempuh.
Ringkasan Kisah Yusuf
Al-Qur'an
mengawali kisah Yusuf saat ia masih muda. Ia bermimpi melihat sebelas
planet, matahari, dan bulan bersujud padanya (Yusuf [12]:4). Mimpi itu
ia beritahukan kepada ayahnya, Yaqub yang menyuruhnya agar tidak
memberitahukan mimpi itu kepada saudara-saudaranya yang pencemburu
(Yusuf [12]:5). Yusuf juga merupakan anak yang paling disayangi Yaqub,
sehingga saudaranya merasa cemburu dan mereka merencanakan suatu rencana
untuk membuang Yusuf (Yusuf [12]:8). Saudara-saudara Yusuf meminta izin
pada Yaqub untuk membawa Yusuf pergi bersama mereka, dan mereka
diizinkan. Dalam perjalanan, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur dan
ditinggal pergi oleh saudara-saudaranya hingga kemudian ia ditemukan
oleh kafilah dagang yang kemudian menjualnya di Mesir. Orang yang
membeli Yusuf adalah Qithfir, seorang raja Mesir yang mempunyai julukan
Al Aziz.
Yusuf
didalam Al-Qur'an dikatakan sebagai pria yang sangat tampan. Pernyataan
ini digambarkan ketika Yusuf tumbuh remaja, istri tuannya yang bernama
Zulaikha menggodanya karena tidak bisa menahan daya tarik ketampanannya
dan setiap wanita yang melihatnya pasti terkesima, namun Yusuf
menolaknya (Yusuf [12]:23). Sehingga ia mengancam Yusuf akan
dipenjarakan, jika tidak mengikuti perintahnya (Yusuf [12]:32). Namun,
Yusuf tetap teguh dan ia akhirnya dipenjarakan (Yusuf [12]:33). Yusuf
dipenjarakan bersama dua orang tahanan. Di dalam penjara, mereka
mengetahui bahwa Yusuf memiliki kejujuran yang tinggi dan dapat
menafsirkan mimpi (Yusuf [12]:36). Yusuf berhasil dalam menafsirkan
mimpi 2 tahanan lainnya, mimpi mereka adalah bahwa salah satu dari
mereka akan dihukum mati, dan yang lainnya akan dibebaskan dan kembali
bekerja sebagai penuang air minum raja. Maka, Yusuf meminta pada
temannya yang akan dibebaskan untuk mengemukakan masalahnya kepada raja.
Namun, ketika dibebaskan, ia melupakan Yusuf, sehingga ia tetap
dipenjara.
Beberapa
tahun kemudian, raja bermimpi dan menanyakan apa artinya. Penuang
minuman tersebut akhirnya ingat pada Yusuf, dan ia menanyakan Yusuf apa
arti mimpi raja. Yusuf menafsirkan mimpi raja bahwa akan terjadi tujuh
panen yang berlimpah, kemudian diikuti tujuh panen yang sedikit, dan
kemudian ada tahun yang penuh dengan hujan. Raja yang mendengar tafsir
Yusuf, akhirnya memanggilnya. Namun, sebelumnya Yusuf meminta kepada
orang-orang yang menuduhnya ditanyai apa yang sebenarnya terjadi.
Zulaikha akhirnya mengakui apa yang dilakukannya pada Yusuf. Yusuf
akhirnya dibebaskan dan raja menghendaki ia bekerja untuknya. Yusuf
akhirnya meminta agar ia ditugaskan untuk mengurus hasil bumi di negeri
itu.
Selama
tahun-tahun yang diramalkan paceklik, saudara-saudara Yusuf datang ke
Mesir untuk meminta makanan. Mereka diperbolehkan menghadap Yusuf yang
mengenal mereka, namun mereka tidak. Yusuf meminta mereka jika ingin
meminta makanan lagi, mereka diharuskan membawa adik laki-laki bungsu
mereka. Mereka akhirnya membawa adik bungsu mereka pada pertemuan
berikutnya. Pada adik bungsunya itulah, Yusuf mengungkapkan kisahnya
bahwa ia dipelakukan jahat oleh kakak-kakaknya. Yusuf akhirnya bekerja
sama dengan adiknya. Adiknya untuk sementara ditinggal bersamanya. Yusuf
berpura-pura bahwa adiknya ditahan karena mencuri gelas minum raja.
Pada saat itu juga, Yaqub kehilangan penglihatannya karena merasa
kehilangan Yusuf dan saudaranya.
Ketika
saudara-saudara Yusuf datang lagi kepadanya, Yusuf mengungkapkan jati
dirinya pada mereka. Saudara-saudara Yusuf akhirnya meminta maaf atas
tindakan mereka. Yusuf kemudian meminta mereka membawakan bajunya kepada
ayahnya dan mengusapkan pada wajah ayahnya untuk memulihkan
penglihatannya dan juga memerintahkan mereka untuk membawa orangtua dan
keluarga mereka ke Mesir. Setelah tiba di Mesir, orang tua dan
saudara-saudaranya bersujud untuk menghormatinya. Yusuf kemudian
mengingatkan akan mimpinya di masa muda yang ditafsirkan oleh ayahnya;
sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya.
Kisah Yusuf dalam Al-Qur'an
Surat Al-An'aam [6] : ayat 84
Surat
Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 4, 7-11, 13, 15, 17, 20, 21, 23-29, 31,
33-36, 37, 38, 42, 45-47, 50-52, 54-56, 58, 59, 62, 64, 69, 70, 73, 76,
77, 79, 80, 84, 85, 87-90, 92, 94, 99, 100, dan 102
Surat Al-Mu'min (Ghaafir) [40] : ayat 34
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 4-6, Firman Allah SWT :
(Ingatlah),
ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku
bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya
sujud kepadaku." Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan
mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk
membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia." Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan
diajarkan-Nya kepadamu sebagian dari takbir mimpi-mimpi dan
disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Yakub,
sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu
sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 7-14, Firman Allah SWT :
Sesungguhnya
ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan
saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya. (Yaitu) ketika mereka
berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih
dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini)
adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam
kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah
(yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan
sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." Seorang
diantara mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah
dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir,
jika kamu hendak berbuat." Mereka berkata: "Wahai ayah kami, apa
sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya.
Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat)
bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti
menjaganya." Berkata Yakub: "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf
amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala,
sedang kamu lengah dari padanya." Mereka berkata: "Jika ia benar-benar
dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami
kalau demikian adalah orang-orang yang merugi."
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 15-18, Firman Allah SWT :
Maka
tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur
(lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami
wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada
mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi." Kemudian
mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka
berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan
kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan
serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun
kami adalah orang-orang yang benar." Mereka datang membawa baju
gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yakub berkata:
"Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk)
itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah
yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan."
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 19-21, Firman Allah SWT :
Kemudian
datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang
pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh; kabar
gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia
sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu
beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada
Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya :
"Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia
bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak." Dan demikian
pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi
(Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takbir mimpi. Dan Allah
berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahuinya.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 23-29, Firman Allah SWT :
Dan
wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya
berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah,
sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya
orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu
telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun
bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat
tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba
Kami yang terpilih. Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita
itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya
mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah
pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu,
selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?" Yusuf
berkata: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)", dan
seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: "Jika
baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk
orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka
wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar."
Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang
berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya
kamu, sesungguhnya tipu daya kamu. (Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini,
dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu
sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah."
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 30-34, Firman Allah SWT :
Dan
wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk
menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya
itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam
kesesatan yang nyata." Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar
cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi
mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah
pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf):
"Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka". Maka tatkala
wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya,
dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah,
ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang
mulia." Wanita itu berkata: "Itulah dia orang yang kamu cela aku karena
(tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk
menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya
jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia
akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang
hina." Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari
padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi
keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."
Maka Tuhannya memperkenankan do'a Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari
tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 35-42, Firman Allah SWT :
Kemudian
timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran
Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu. Dan
bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda.
Berkatalah salah seorang diantara keduanya : "Sesungguhnya aku bermimpi,
bahwa aku memeras anggur." Dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku
bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan
burung." Berikanlah kepada kami takbirnya; sesungguhnya kami memandang
kamu termasuk orang-orang yang pandai (menakbirkan mimpi). Yusuf
berkata: "Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan
diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan
itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah
sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku
telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah,
sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku pengikut agama
bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Yakub. Tiadalah patut bagi kami
(para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang demikian
itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia
(seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya). Hai
kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu
tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama
yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan
suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah
kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah
selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui." Hai kedua penghuni penjara: "Adapun salah seorang diantara
kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar; adapun yang
seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari
kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyaikannya
(kepadaku)." Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan
selamat diantara mereka berdua: "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu."
Maka setan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada
tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun
lamanya.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 43-49, Firman Allah SWT :
Raja
berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya) : "Sesungguhnya aku
bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh
tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang
hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering." Hai orang-orang yang
terkemuka : "Terangkanlah kepadaku tentang takbir mimpiku itu jika kamu
dapat menakbirkan mimpi." Mereka menjawab : "(Itu) adalah mimpi-mimpi
yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu mentakbirkan mimpi itu." Dan
berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat
(kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan
kepadamu tentang (orang yang pandai) menakbirkan mimpi itu, maka utuslah
aku (kepadanya)." (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia
berseru) : "Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada
kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh
tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang
hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada
orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya." Yusuf berkata: "Supaya kamu
bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu
tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu
makan.Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit),
kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.Kemudian setelah
itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup)
dan dimasa itu mereka memeras anggur."
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 50-57, Firman Allah SWT :
Raja
berkata: "Bawalah dia kepadaku." Maka tatkala utusan itu datang kepada
Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah
kepadanya bagaimana halnya wanita-wanita yang telah melukai tangannya.
Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya mereka." Raja berkata
(kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda
Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" Mereka berkata: "Maha
Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya".
Berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang
menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia
termasuk orang-orang yang benar." (Yusuf berkata): "Yang demikian itu
agar dia (Al Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat
kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya
orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan raja berkata: "Bawalah
Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku".
Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata:
"Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku
bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai
menjaga, lagi berpengetahuan". Dan demikianlah Kami memberi kedudukan
kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana
saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada
siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang berbuat baik. Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu
lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 58-62, Firman Allah SWT :
Dan
saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) lalu mereka masuk ke (tempat)
nya. Maka Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal (lagi)
kepadanya. Dan tatkala Yusuf menyiapkan untuk mereka bahan makanannya,
ia berkata: "Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu
(Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan
aku adalah sebaik-baik penerima tamu? Jika kamu tidak membawanya
kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi dari padaku dan
jangan kamu mendekatiku". Mereka berkata: "Kami akan membujuk ayahnya
untuk membawanya (ke mari) dan sesungguhnya kami benar-benar akan
melaksanakannya". Yusuf berkata kepada bujang-bujangnya: "Masukkanlah
barang-barang (penukar kepunyaan mereka) ke dalam karung-karung mereka,
supaya mereka mengetahuinya apabila mereka telah kembali kepada
keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali lagi".
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 63-68, Firman Allah SWT :
Maka
tatkala mereka telah kembali kepada ayah mereka (Yakub) mereka berkata:
"Wahai ayah kami, kami tidak akan mendapat sukatan (gandum) lagi, (jika
tidak membawa saudara kami), sebab itu biarkanlah saudara kami pergi
bersama-sama kami supaya kami mendapat sukatan, dan sesungguhnya kami
benar benar akan menjaganya". Berkata Yakub: "Bagaimana aku akan
mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah
mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?". Maka Allah adalah
sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para
penyayang. Tatkala mereka membuka barang-barangnya, mereka menemukan
kembali barang-barang (penukaran) mereka, dikembalikan kepada mereka.
Mereka berkata: "Wahai ayah kami apa lagi yang kita inginkan. Ini
barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan kami akan dapat memberi
makan keluarga kami, dan kami akan dapat memelihara saudara kami, dan
kami akan mendapat tambahan sukatan (gandum) seberat beban seekor unta.
Itu adalah sukatan yang mudah (bagi raja Mesir)". Yakub berkata: "Aku
sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum
kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu
pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung
musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Yakub berkata:
"Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)". Dan Yakub
berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu
pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain;
namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari
pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah;
kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang
yang bertawakkal berserah diri". Dan tatkala mereka masuk menurut yang
diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah
melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya
suatu keinginan pada diri Yakub yang telah ditetapkannya. Dan
sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan
kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 69-82, Firman Allah SWT :
Dan
tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf. Yusuf membawa saudaranya
(Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata : "Sesungguhnya aku (ini) adalah
saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah
mereka kerjakan". Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan
makanan mereka, Yusuf memasukkan piala (tempat minum) ke dalam karung
saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: "Hai
kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri". Mereka
menjawab, sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: "Barang apakah
yang hilang dari pada kamu ?" Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami
kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan
memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin
terhadapnya". Saudara-saudara Yusuf menjawab "Demi Allah sesungguhnya
kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di
negeri (ini) dan kami bukanlah para pencuri ". Mereka berkata: "Tetapi
apa balasannya jikalau kamu betul-betul pendusta? " Mereka menjawab:
"Balasannya, ialah pada siapa diketemukan (barang yang hilang) dalam
karungnya, maka dia sendirilah balasannya (tebusannya)". Demikianlah
kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim. Maka mulailah
Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung
saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung
saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf.
Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja,
kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami
kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi
Yang Maha Mengetahui. Mereka berkata: "Jika ia mencuri, maka
sesungguhnya, telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu". Maka
Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak
menampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya): "Kamu lebih
buruk kedudukanmu (sifat-sifatmu) dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu terangkan itu". Mereka berkata: "Wahai Al Aziz, sesungguhnya ia
mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambillah salah
seorang diantara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat kamu
termasuk oranng-orang yang berbuat baik". Berkata Yusuf: "Aku mohon
perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang
kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian,
maka benar-benarlah kami orang-orang yang zalim". Maka tatkala mereka
berputus asa dari pada (putusan) Yusuf mereka menyendiri sambil
berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua diantara mereka:
"Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji
dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan
Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku
mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan
terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya". Kembalilah kepada
ayahmu dan katakanlah: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah
mencuri, dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui, dan
sekali-kali kami tidak dapat menjaga (mengetahui) barang yang ghaib. Dan
tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada disitu, dan kafilah yang
kami datang bersamanya, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
benar".
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 83-93, Firman Allah SWT :
Yakub
berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang
buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan
Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". Dan Yakub berpaling dari mereka
(anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf", dan
kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang
menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata: "Demi Allah,
senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit
yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa". Yakub menjawab:
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada
mengetahuinya." Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir". Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka
berkata: "Hai Al Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan
dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka
sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami,
sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah".
Yusuf berkata: "Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu
lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui
(akibat) perbuatanmu itu?". Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar
Yusuf?". Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya
Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barang
siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik" Mereka berkata:
"Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami, dan
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". Dia
(Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu,
mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang
diantara para penyayang". Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini,
lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan
bawalah keluargamu semuanya kepadaku".
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 94-100, Firman Allah SWT :
Tatkala
kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka:
"Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku
lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)". Keluarganya berkata: "Demi
Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang dahulu ". Tatkala
telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu
ke wajah Yakub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Yakub:
"Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang
kamu tidak mengetahuinya". Mereka berkata: "Wahai ayah kami,
mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". Yakub berkata: "Aku akan
memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang". Maka tatkala mereka masuk ke (tempat)
Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke
negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman". Dan ia menaikkan kedua
ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri
seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah
takbir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya
suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku,
ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu
dari dusun padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan) antaraku
dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa
yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 82-87, Firman Allah SWT :
Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan itulah hujjah Kami yang Kami
berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa
yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan
Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri
petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk,
dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub,
Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. dan Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas.
Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan
Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya),
Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebagian dari bapak-bapak mereka,
keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka
(untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke
jalan yang lurus. [QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 82-87].
Pada Surat Al-Mu'min (Ghaafir) [40] : ayat 34, Firman Allah SWT :
Dan
sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa
keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa
yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata:
"Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah
Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu. [QS.
Al-Mu'min (Ghaafir) [40] : ayat 34]
Wallahu a'lam bisshawab.
See also : Riwayat Ringkas 25 Nabi dan Rasul
Item | Nabi Yusuf as |
Rating | 5 / 5 |
Reviewer | A.P.I AL FADHLU |
Date | 10/03/2012 |
Description | A.P.I AL FADHLU BLOG:Al-Qur'an mengawali kisah Yusuf saat ia masih muda. Ia bermimpi melihat sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya (Yusuf [12]:4). Mimpi itu ia beritahukan kepada ayahnya, Yaqub yang menyuruhnya agar tidak memberitahukan mimpi itu kepada saudara-saudaranya yang pencemburu (Yusuf [12]:5).KISAH PARANABI |
Summary | Pendahuluan Nama Yusuf bin Ya'qub (Yusuf bin Yakub) Garis Keturunan Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as... |
Pada
10/03/2012
10/03/2012
Tentang Kami
A.P.I AL FADHLU : Asrama Pendidikan Islam Al Fadhlu adalah Pondok Pesantren yang masih menerapkan metode pendidikan ala salaf namun berpijak dan berprinsip pada "AL MUHAFAZHOTU 'ALAL QADIMISH SHALIH WAL AKHDZU BIL JADIDIL ASHLAH"(Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan) sebagai mottonya. Ikuti kami juga di G+ @ A.P.I AL FADHLU .
Langganan Artikel Lewat Email
Silahkan isi formulir di bawah ini
Langganan artikel terbaru dari kami langsung dikirim ke em@il anda gratis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
: 0 Tidak ada komentar ...
Posting Komentar ANDA
Komentar Anda adalah bagian dari Shilaturrahim ... :-)