Nabi Ayyub as
A.P.I AL FADHLU / 10/05/2012 / Kisah 25 Nabi
Pendahuluan
Nama | Ayub (Ayyub) bin Amush |
Garis Keturunan | Adam as ➪Syits ➪Anusy ➪ Qainan ➪ Mahlail ➪Yarid ➪ Idris as ➪ Mutawasylah ➪ Lamak ➪ Nuh as ➪ Sam ➪Arfakhsyadz ➪Syalih ➪Abir ➪ Falij ➪ Ra'u ➪ Saruj ➪ Nahur ➪Azar ➪ Ibrahim as ➪Ishaq as ➪al-'Aish ➪ Rum ➪ Tawakh ➪ Amush ➪ Ayub as |
Usia | 120 tahun |
Periode sejarah | 1540 - 1420 SM |
Tempat diutus (lokasi) | Dataran Hauran |
Jumlah keturunannya (anak) | 26 anak |
Tempat wafat | Dataran Hauran |
Sebutan kaumnya | Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania |
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak | 4 kali |
Ayub
adalah seorang nabi sangat sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau
berada di puncak kesabaran. Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin
kesabaran atau teladan kesabaran. Allah telah memujinya dalam kitab-Nya
yang berbunyi: "Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar.
Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)."
[QS. Shad [38]: 44]
Kisah Ayyub dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Quran, nama Ayyub as, disebutkan sebanyak 5 kali, yaitu :
Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163
Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 84
Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 83 dan 84
Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 41 dan 44
Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 83 dan 84, Firman Allah SWT :
(Ingatlah
kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya
aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang
di antara semua penyayang". Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu,
lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan
keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai
suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang
menyembah Allah.
Pada Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 41-44, Firman Allah SWT :
Ingatlah
akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku
diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan". (Allah berfirman):
"Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk
minum". Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya
dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat
dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. Dan
ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan
janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub)
seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat
(kepada Tuhan-nya).
Pada Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163, Firman Allah SWT :
Sesungguhnya
Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak
cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur
kepada Daud.
Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 84, Firman Allah SWT :
Kami
telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya
masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu
(juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya
(Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Ringkasan Kisah Ayyub
Nabi
Ayub adalah salah seorang manusia pilihan dari sejumlah manusia pilihan
yang mulia. Allah telah menceritakan dalam kitab-Nya dan memujinya
dengan berbagai sifat yang terpuji secara umum dan sifat sabar atas
ujian secara khusus. Allah telah mengujinya dengan anaknya, keluarganya
dan hartanya, kemudian dengan tubuhnya. Allah telah mengujinya dengan
ujian yang tidak pernah ditimpakan kepada siapa pun, tetapi ia tetap
sabar dalam menunaikan perintah Allah dan terus-menerus bertaubat
kepada-Nya.
Setelah
Nabi Ayub menderita penyakit kronis dalam jangka waktu yang cukup lama,
dimana sahabat dan keluarganya telah melupakannya, maka ia menyeru
Rabbnya, "(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
(Al-Anbiya’: 83). Dikatakan kepadanya, "Hantamkanlah kakimu; inilah
air yang sejuk untuk mandi dan minum." (Shad: 42). Nabi Ayub AS
menghantamkan kakinya, maka memancarlah mata air yang dingin karena
hantaman kakinya tersebut. Dikatakan kepadanya, "Minumlah darinya serta
mandilah." Nabi Ayub AS melakukannya, maka Allah Ta'ala menghilangkan
penyakit yang menimpa bathinnya dan lahirnya.
Kemudian
Allah mengembalikan kepadanya; keluarganya, hartanya, sejumlah ni’mat
serta kebaikan yang dikaruniakan kepadanya dalam jumlah yang banyak.
Dengan kesabarannya itu maka ia merupakan suri teladan bagi orang-orang
yang sabar, penghibur bagi orang-orang yang mendapat ujian atau ditimpa
musibah serta pelajaran berharga bagi orang-orang yang mau mengambil
pelajaran.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik ra dari Nabi saw, beliau bersabda, “Sesungguhnya Nabi Ayub as diuji
dengan musibah tersebut selama delapan belas tahun, dimana keluarga
dekat serta keluarga yang jauh telah menolaknya dan mengusirnya kecuali
dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya. Dimana keduanya telah
memberinya makan dan mengunjunginya. Kemudian pada suatu hari salah
seorang dari kedua saudaranya itu berkata kepada saudaranya yang satu,
"Demi Allah, perlu diketahui, bahwa Ayub telah melakukan suatu dosa yang
belum pernah dilakukan siapa pun di dunia ini." Sahabatnya itu
bertanya, "Dosa apakah itu?." Saudaranya tadi berkata, "Selama delapan
belas tahun Allah tidak merahmatinya, sehingga menyembuhkannya dari
penyakit yang dideritanya." Ketika keduanya mengunjungi Ayub maka salah
seorang dari kedua saudaranya itu tidak dapat menahan kesabarannya,
sehingga ia menyampaikan pembicaraan tersebut kepadanya. Ayub menjawab,
"Aku tidak mengetahui apa yang kamu berdua bicarakan, kecuali Allah
Ta'ala telah memberitahukan; bahwa aku diperintah untuk mendatangi dua
orang laki-laki yang berselisih supaya keduanya mengingat Allah. Sedang
aku akan kembali ke rumahku dan menutup diri dari keduanya, karena
merasa benci mengingat Allah, kecuali dalam kebanaran.â€
Ketika
Ayub sakit, maka ia menemukan kepingan uang milik istrinya yang
diperoleh dari hasil pekerjaannya melakukan sesuatu, sehingga ia
bersumpah akan mencambuknya seratus kali cambukan. Kemudian Allah
meringankannya dari Nabi Ayub dan istrinya, seraya dikatakan kepadanya:
"Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu
dan janganlah kamu melanggar sumpah." (Shad [38]: 43). Yakni melanggar
sumpahmu.
Dalam
ayat di atas terdapat dalil bahwa kifarat sumpah tidak disyari’atkan
kepada seseorang sebelum syari’at kita, serta kedudukan sumpah di
hadapan mereka adalah sama dengan nazdar, yang mesti dipenuhi.
Juga
dalam ayat tersebut terdapat dalil, bahwa bagi orang yang tidak mungkin
dilaksanakan hukuman had atasnya karena kondisinya yang lemah atau
alasan lainnya, hendaklah diberlakukan kepadanya hukuman yang disebut
dengan hukuman tersebut, karena tujuan dari pemberlakuan hukuman itu
ialah pemberian rasa jera, bukan perusakkan atau penghancuran.
Nabi
saw bersabda, "Ketika Ayub pergi menunaikan hajatnya maka istrinya
memegang tangannya hingga selesai. Suatu hari istrinya datang terlambat
dan Ayub menerima wahyu, Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk
untuk mandi dan minum. (Shad [38]: 42) Ketika istrinya datang dan
bermaksud menemuinya, maka ia melayangkan pandangannya dalam keadaan
tertegun, dan Ayub menyambutnya dalam rupa dimana Allah telah
menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dan rupanya sangat tampan
seperti semula. Ketika istrinya melihatnya, seraya bertanya, "Semoga
Allah memberkatimu, apakah engkau melihat nabi Allah yang sedang diuji?
Demi Allah, bahwa aku melihatnya mirip denganmu saat ia sehat." Ayub
menjawab, "Sesungguhnya aku ini adalah dia." Ketika itu di hadapannya
terdapat dua buah gundukan yaitu gundukan gandum dan jewawut. Kemudian
Allah mengirim dua buah awan, dimana ketika salah satunya menaungi
gundukan gandum, maka tercurah padanya emas hingga penuh, sedangkan pada
gundukan jewawut tercurah mata uang hingga penuh." (HR. Abu Ya’la,
3617, yang dishahihkan al-Hakim (2/581-582) dan Ibnu Hibban (2091).
Wallahu a'lam bisshawab.
See also : Riwayat Ringkas 25 Nabi dan Rasul
Item | Nabi Ayyub as |
Rating | 5 / 5 |
Reviewer | A.P.I AL FADHLU |
Date | 10/05/2012 |
Description | A.P.I AL FADHLU BLOG:Para kawanan malaikat yang mendengarkan kata-kata pujian dan sanjungan untuk diri Ayyub mengakui kebenaran itu bahkan masing-masing menambahkan lagi dengan menyebut beberapa sifat dan tabiat yang lain yang ada pada diri Ayyub.KISAH PARA NABI |
Summary | Pendahuluan Nama Ayub (Ayyub) bin Amush Garis Keturunan Adam as ➪ Syits ➪ Anusy ➪ Qainan ➪ Mahlail ➪ Yarid ➪ Idris as ➪ Mutawas... |
Pada
10/05/2012
10/05/2012
Tentang Kami
A.P.I AL FADHLU : Asrama Pendidikan Islam Al Fadhlu adalah Pondok Pesantren yang masih menerapkan metode pendidikan ala salaf namun berpijak dan berprinsip pada "AL MUHAFAZHOTU 'ALAL QADIMISH SHALIH WAL AKHDZU BIL JADIDIL ASHLAH"(Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan) sebagai mottonya. Ikuti kami juga di G+ @ A.P.I AL FADHLU .
Langganan Artikel Lewat Email
Silahkan isi formulir di bawah ini
Langganan artikel terbaru dari kami langsung dikirim ke em@il anda gratis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
: 0 Tidak ada komentar ...
Posting Komentar ANDA
Komentar Anda adalah bagian dari Shilaturrahim ... :-)