Nabi Isma'il as
A.P.I AL FADHLU / 10/05/2012 / Kisah 25 Nabi
Pendahuluan
Nama | Ismail bin Ibrahim |
Garis Keturunan | Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyadz ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒ Ibrahim as ⇒ Ismail as |
Usia | 137 tahun |
Periode sejarah | 1911 - 1774 SM |
Tempat diutus (lokasi) | Mekah al-Mukarramah |
Jumlah keturunannya (anak) | 12 anak |
Tempat wafat | Mekah al-Mukarramah |
Sebutan kaumnya | Amaliq dan Kabilah Yaman |
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak | 12 kali |
Kisah Nabi Ismail
Nabi Ibrahim, istrinya Hajar, dan anak mereka yang masih menyusu, Ismail,
berjalan ke suatu tempat yang diperintahkan Allah. Ibrahim
diperintahkan untuk berhenti di sebuah lembah yang tandus. Hal itu
dilakukan setelah beliau menunaikan kewajiban dan mensyukuri semua
nikmat Allah. Beliau lalu kembali pulang ke kota al-Khalil (Hebron) di
Palestina dengan meninggalkan Hajar dan anaknya di lembah tersebut.
Dengan bertawakal, berharap Allah melindungi anak dan istrinya, Ibrahim
berdoa seperti yang tertuang dalam firman Allah, "Ya
Rabb, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang
dihormati. Ya Rabb, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat,
maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan
berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur," (QS. Ibrahim [14]: 37).
Allah
mengeringkan air di tempat Hajar dan bayinya berada hingga mereka
sangat kehausan. Hajar segera mencari air dari sumber yang ada. Dia
bolak-balik antara Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali, tetapi tidak
mendapatkan apa-apa. Saat dia kembali menemui Ismail, dia melihat percikan air dari bawah tungkai kaki anaknya. Air tersebut terpancar melalui perantara Jibril.
Abu Syuhbah berkata dalam bukunya, "Jibril
turun menyerupai seekor burung. Dia lalu mengepakkan sayapnya ke bumi,
ada juga yang berpendapat dengan tungkainya, maka keluarlah air Zamzam.
Karena sangat senangnya, Hajar lalu mengumpulkan tanah untuk membendung
aliran air itu seraya berseru, 'Zami zami ('Berkumpullah,
berkumpullah').'
Dia
dan bayinya pun lantas minum hingga dahaga mereka hilang dan tidak
merasakan haus lagi setelah itu. Pada saat demikian, Hajar mendengar
suara yang berkata, 'Janganlah kamu takut terlantar. Sebab, di sini akan
ada Baitullah yang hendak dibangun anak ini beserta ayahnya. Sungguh,
Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya.'"
Setelah
itu, datanglah sekelompok kabilah Jurhum yang merantau dari Yaman.
Mereka tinggal di dekat tempat yang kemudian menjadi kota Mekah dan
minta izin kepada Hajar agar diperbolehkan tinggal di sana. Hajar senang
dan tidak lagi merasa sepi di tempat yang gersang itu. Mereka bermukim
di sana dan membangun tempat tinggal. Ketika Ismail
beranjak dewasa, dia mampu berbahasa Arab sehingga menjadi leluhur
orang-orang Arab Musta'rabah (pendatang). Hal ini seperti yang
disebutkan Ibnu Syuhbah di dalam kitabnya.
Al-Azraqi berkata dalam Tarikh Makkah, "Setelah
peristiwa banjir besar, lokasi Ka'bah dulu telah hilang. Lokasi
tersebut berbentuk bukit kecil berwarna merah yang tidak terjangkau oleh
aliran air. Saat itu, manusia hanya tahu bahwa di sana ada tempat yang
amat bernilai, tanpa mengetahui pasti lokasinya. Dari seluruh penjuru
dunia, mereka yang dizhalimi, menderita, dan butuh perlindungan datang
ke tempat ini untuk berdoa, dan doa mereka pun dikabulkan. Manusia pun
selalu mengunjunginya hingga Allah memerintahkan Ibrahim untuk membangun
Ka'bah kembali. Sejak Nabi Adam diturunkan ke bumi, Baitullah selalu
menjadi tempat yang dimuliakan dan diperbaiki terus oleh setiap agama
dan umat dari satu generasi ke generasi lainnya. Tempat itu juga selalu
dikunjungi para malaikat sebelum Nabi Adam turun ke bumi."
Nabi Ibrahim berulang kali mengunjungi keluarganya. Suatu hari, beliau bermimpi menyembelih putranya, Ismail. Ismail
pun memenuhi perintah itu, Namun, Allah menggantikannya dengan seekor
sembelihan yang besar seperti tercantum dalam firman-Nya, "Tatkala
anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim)
berkata, 'Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu! ' Dia (Ismail)
menjawab, 'Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah)
kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.
'Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim)
membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah
Allah), lalu Kami panggil dia, 'Wahai Ibrahim, sungguh, engkau
membenarkan mimpi itu. 'Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian
yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang
besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang
yang datang kemudian, 'Selamat sejahtera bagi Ibrahim. 'Demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia
termasuk hamba-hamba Kami yang beriman," (QS. As-Shaffat [37]: 102-111).
Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim membangun Ka'bah, beliau bergegas ke Mekah. Saat itu, Ibrahim melihat Ismail tengah meruncingkan anak panah di dekat sumur Zamzam. Mereka pun saling bersalaman dan berpelukan. Nabi Ibrahim berkata, "Allah memerintahlan aku agar membangun Baitullah untuk-Nya". Ismail berkata, "Laksanakanlah perintah Rabbmu, aku akan membantu ayah dalam urusan agung ini."
Nabi Ibrahim pun mulai membangun Ka'bah, sedangkan Ismail menyodorkan batu untuknya. Ibrahim berkata pada Ismail, "Bawakan batu yang paling bagus, aku akan meletakkannya di salah satu sudut ini agar menjadi tanda bagi manusia."Jibril lalu memberi tahu Ismail tentang Hajar Aswad: Batu yang diturunkan Allah dari surga. Ismail pun menyodorkannya dan Ibrahim meletakan pada tempatnya. Selama membangun, mereka berdua senantias berdoa, "Ya Rabb kami, terimalah (amal) dari kami, sungguh Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui,"(QS. Al-Baqarah [2]: 127).
Ketika bangunan Ka'bah semakin tinggi, Nabi Ibrahim tidak
mampu lagi mengangkat bebatuan. Dia lantas berdiri di atas sebuah batu,
yang kemudian disebut maqam Ibrahim, hingga sempurnanya pembangunan
Baitullah. Allah kemudian memerintahkan Ibrahim menyeru umat manusia
agar melaksanakan ibadah haji. Allah berfirman, "Serulah
manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka
datang dari segenap penjuru yang jauh agar mereka menyaksikan berbagai
manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa
hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan-Nya kepada mereka
berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. Kemudian,
hendaklah mereka menghilangkan kotoran (yang ada di badan) mereka,
menyempurnakan nadzar-nadzar mereka, dan melakukan Thawaf di sekeliling
rumah tua (Baitullah)," (QS. Al-Hajj [22]: 27-29).
Nabi Ismail di dalam Al-Quran
Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 125, 127, 133, 136, 140, Firman Allah SWT :
[2:125]
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat
berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian
maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim
dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
[2:127] Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
(seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
[2:133]
Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia
berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?"
Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
[2:136]
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa
yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishaq, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan
Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya".
[2:140] ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail,
Ishaq, Yakub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau
Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan
siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadat
dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari
apa yang kamu kerjakan.
Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 84, Firman Allah SWT :
Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishaq, Yakub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa,
'Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan
diri."
Pada SuratAn-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163, Firman Allah SWT :
Sesungguhnya
Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 86, Firman Allah SWT :
dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)
Pada Surat Ibraahiim (Ibrahim) [14] : ayat 39, Firman Allah SWT :
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) do'a.
Pada Surat Maryam [19] : ayat 54, Firman Allah SWT :
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.
Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 85, Firman Allah SWT :
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.
Pada Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 48, Firman Allah SWT :
Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.
Pada Surat Ash-Shaaffaat (As-Saffat) [37] : ayat 100-111, Firman Allah SWT :
Ya
Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk
orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang
anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia (Ismail)
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;
insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya (Ismail)
atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah
dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan
Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan
untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang
kemudian, (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya
ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Wallahu a’lam bisshawab.
See also : Riwayat Ringkas 25 Nabi dan Rasul
Item | Nabi Isma'il as |
Rating | 5 / 5 |
Reviewer | A.P.I AL FADHLU |
Date | 10/05/2012 |
Description | Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim membangun Ka'bah, beliau bergegas ke Mekah. Saat itu, Ibrahim melihat Ismail tengah meruncingkan anak panah di dekat sumur Zamzam. Mereka pun saling bersalaman dan berpelukan. Nabi Ibrahim berkata, "Allah memerintahlan aku agar membangun Baitullah untuk-Nya". A.P.I AL FADHLU BLOG:Ismail berkata, "Laksanakanlah perintah Rabbmu, aku akan membantu ayah dalam urusan agung ini."KISAH PARANABI |
Summary | Pendahuluan Nama Ismail bin Ibrahim Garis Keturunan Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒... |
Pada
10/05/2012
10/05/2012
Tentang Kami
A.P.I AL FADHLU : Asrama Pendidikan Islam Al Fadhlu adalah Pondok Pesantren yang masih menerapkan metode pendidikan ala salaf namun berpijak dan berprinsip pada "AL MUHAFAZHOTU 'ALAL QADIMISH SHALIH WAL AKHDZU BIL JADIDIL ASHLAH"(Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan) sebagai mottonya. Ikuti kami juga di G+ @ A.P.I AL FADHLU .
Langganan Artikel Lewat Email
Silahkan isi formulir di bawah ini
Langganan artikel terbaru dari kami langsung dikirim ke em@il anda gratis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
: 0 Tidak ada komentar ...
Posting Komentar ANDA
Komentar Anda adalah bagian dari Shilaturrahim ... :-)