Nabi Shalih as
A.P.I AL FADHLU / 10/05/2012 / Kisah 25 Nabi
Pendahuluan
Nama | Shalih bin Ubaid |
Garis Keturunan | Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ âHadzir ⇒Ubaid ⇒Masah ⇒Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih as |
Usia | 70 tahun |
Periode sejarah | 2150 - 2080 SM |
Tempat diutus (lokasi) | Daerah al-Hijr (Mada'in Salih, antara Madinah dan Syria) |
Jumlah keturunannya (anak) | - |
Tempat wafat | Mekah al-Mukarramah |
Sebutan kaumnya | Kaum Tsamud |
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak | 10 kali |
Dakwah Nabi Saleh (Shalih/Shaleh)
Kaum
Tsamud bermukim di daerah al-Hijr. Saat ini daerah tersebut dinamakan
dengan Mada'in Salih: satu wilayah pegunungan diantara Madinah dan Syam
(Syria). Allah berfirman, "(Terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu-batuan besar di lembah," (QS. Al-Fajr [89]: 9).
Mereka
ahli dalam memahat batu pegunungan dan menjadikannya sebagai tempat
tinggal. Selain itu, mereka juga pandai mengolah tanah datar dan
mengubahnya menjadi istana. Alla berfirman, "Ingatlah
ketika Dia menjadikan kalian khalifah-khalifah setelah kaum 'Ad dan
menempatkan kalian di bumi. Di tempat yang datar kalian dirikan
istana-istana dan bukit-bukit kalian pahat menjadi rumah-rumah, Maka,
ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kalian membuat kerusakan di
bumi," (QS. Al-a'raf [7]: 74).
Negeri
mereka memiliki keistimewaan dengan kesuburan tanahnya, selain posisi
geografisnya yang berada di jalur perdagangan antara Syam dan Yaman. Hal
itu, membuat sumber kehidupan mereka melipah dan makmur. Namun, kaum
Tsamud membalas semua kenikmatan itu dengan menyimpang dari jalan Allah.
Mereka akhirnya diadzab seperti kaum Hud karena kekufuran dan
pengingkaran mereka terhadap nikmat Allah.
Allah
lalu mengutus rasul-Nya dari kalangan mereka sendiri, yaitu Nabi
Shalih. Beliau memberikan peringatan kepada mereka tentang akibat dari
buruknya perbuatan itu. Akan tetapi, mereka mengejek, mendustakan, dan
meminta bukti yang tak dapat dibantah sebagai pembenaran terhadap
kenabian beliau. Nabi Shalih pun mendatangkan seekor unta yang menjadi
mukjizatnya. Beliau lantas meminta mereka agar tidak menyakitinya. Hal
ini terekam dalam firman Allah, "Sesungguhnya
telah datang kepada kalian bukti yang nyata dari Rabb kalian. Ini
(seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untuk kalian. Biarkanlah
ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kalian akan
mendapatkan siksaan yang pedih,"(QS. Al-A'raf [7]: 73)
Unta
betina tersebut tinggal beberapa waktu di perkampungan kaum Tsamud. Ia
pun makan tumbuh-tumbuhan dan minum air pada satu hari dan
meninggalkannya pada hari yang lain. Ini merupakan suatu hal yang
mendorong sebagian mereka untuk percaya dengan mukjizat Nabi Shalih.
Kaum Tsamud lantas khawatir akibat semua itu serta bahaya yang mengancam
kekuasaan mereka. Tampaklah rasa hasut dan kedengkian mereka ketika
sembilan orang diantara mereka bersekongkol untuk membunuh unta
tersebut. Kisah ini disebutkan dalam firman Allah, "Di
kota itu ada sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi,
mereka tidak melakukan perbaikan. Mereka berkata, 'Bersumpahlah kalian
dengan (nama) Allah bahwa kita pasti akan menyerang dia bersama
keluarganya pada malam hari, kemudian kita akan mengatakan kepada ahli
warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kebinasaan keluarganya itu, dan
sungguh, kita orang yang benar.' Dan mereka membuat tipu daya, dan Kami
pun membuat tipu daya, sedang mereka tidak menyadari. Maka,
perhatikanlah akibat dari tipu daya mereka, bahwa kami membinasakan
mereka dan kaum mereka semua. Maka, itulah rumah-rumah mereka yang
runtuh karena kezhaliman mereka. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
mengetahui," (QS. An-Naml [27]: 48-52).
Demikianlah
siksaan pedih yang menimpa kaum Tsamud. Semua itu akibat kekufuran
mereka kepada Allah dan penyembelihan terhadap unta mukjizat Nabi
Shalih. Allah menyelamatkan Nabi Shalih dan orang-orang yang beriman,
dari adzhab yang menimpa kaum itu. Keutuhan sebagian tempat tinggal
mereka pun bisa menjadi pelajaran dan peringatan.
Ibnu
Katsir meriwayatkan di dalam Tarikh-nya bahwa Rasulullah menutup kepala
dan mempercepat kendaraannya ketika melewati pemukiman kaum Tsamud di
al-Hijr (Mada'in Salih). Selain itu, beliau juga melarang para
sahabatnya untuk masuk ke pemukiman mereka, kecuali dalam keadaan
menangis. Di dalam sebuah riwayat disebutkan "Jika
kalian tidak bisa menangis, paksalah untuk bisa menangis karena merasa
takut tertimpa (adzab) seperti yang menimpa mereka."
Kisah Nabi Saleh (Shalih/Shaleh)
Shaleh
(Shalih) merupakan salah seorang nabi dan rasul dalam Agama Islam yang
telah diutus kepada kaum Thsamud. Nabi Shaleh telah diberikan mukjizat
yaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin
Allah untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT kepada kaum Thsamud.
Malangnya kaum Thsamud masih mengingkari ajaran Nabi Saleh, malah mereka
membunuh unta betina tersebut. Akhirnya kaum Thsamud dibalas dengan
azab yang amat dahsyat yang menyebabkan tubuh mereka hancur berkecai.
Tsamud
adalah nama suatu suku yang dimasukkan bahagian dari bangsa Arab oleh
ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa
Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir "
terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan
dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang
dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan
pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud.
Kemakmuran
dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan
dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah
yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang
perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah,
bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan
dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram,
sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan
mengaku bahwa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak
keturunan mereka.
Kaum
Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang
mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka
meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan
kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan
lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.
Nabi Saleh dan Kaum Tsamud
Allah
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan
hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya
pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar
dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak
akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka
diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang
yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku
pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh
seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga
yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik,
pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Dikenalkan
mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah,
Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam
sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan
bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang
memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi
kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan
batin. Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan
patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak
berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari
ketakutan dan bahaya.
Nabi
Saleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang daripada mereka,
terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka
adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan
sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka
dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan
membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia
menerangkan kepada mereka bahwa dia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan
apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah
yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa
hidup dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Dia berharap yang
kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan bersungguh-sungguh apa yang dia
serukan dan anjurkan agar mereka segera meninggalkan penyembahan kepada
patung berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya
bertaubat dan mohon keampunan kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik
yang selama ini telah mereka lakukan. Allah maha dekat kepada mereka
dengan mendengarkan doa mereka dan memberi keampunan kepada yang
bersalah apabila dimintanya.
Terperanjatlah
kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan
hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak
mereka sendiri. Maka serentak ditolaknya ajakan Nabi Saleh itu seraya
berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang
pandai, tangkas dan cerdas, pikiranmu tajam dan pendapat serta semua
pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda
kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau
sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang
kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan
menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan
kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan
kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan
tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami.
Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau menghendaki agar kami
meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan
agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami
sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya.
Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu dan kami tidak
akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap
kosongmu bahkan meragui kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek
moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti
jejakmu."
Nabi
Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti
ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang
luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah
kaum-kaum yang mendapat seksaan dan azab dari Allah karena menentang
rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi
ke atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar
nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang
anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau
menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan
amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya
upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada
mereka.
Sekelompok
kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-orang yang
berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman
kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka yang
tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan
menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya
dan berkata kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahwa engkau telah
dirasuk syaitan dan terkena sihir. Engkau telah menjadi sinting dan
menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan pikiranmu sudah kacau
sehingga engkau tidak sedar yang engkau telah mengeluarkan kata-kata
yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya.
Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi
dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau
dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih
patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau.
Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar
kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu.
Jika engkau merasa bahwa engkau cerdas dan cergas dan mengaku bahwa
engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu
itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca
penyembahan kami dan nenek moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti
jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua
kami lebih dahulu.
Nabi
Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa
aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai balasan atas
usahaku memberi penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau
mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan
semata-mata atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan
balasan dan ganjaran untuk itu dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan
menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah
memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku. Janganlah
sesekali kamu harapkan bahwa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan
melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan
penyembahan nenek moyang kami yang jahil itu. Siapakah yang akan
melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian?
Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan
seruanmu itu."
Setelah
gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya
ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutnya dan berpihak
kepadanya, para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak
membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian
terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka
menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan
suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang
berada di luar kekuasaan manusia.
Allah memberi mukjizat kepada Nabi Saleh
Nabi
Saleh sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya
berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya
dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para
pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi
Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka
apabila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa
mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikuti
Nabi Saleh dan beriman kepadanya.
Sesuai
dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi
Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk
membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan
tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah
dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari
perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang
mereka tunjuk.
Maka
sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta
terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya
seekor unta betina.
Dengan
menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu
berkatalah Nabi Saleh kepada mereka: " Inilah dia unta Allah, janganlah
kamu ganggu dan biarkanlah dia mencari makanannya sendiri di atas bumi
Allah, dia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu
mempunyai giliran untuk mendapatkan minuman bagimu dan bagi ternakanmu
juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya apabila kamu
mengganggu binatang ini." Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang
memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan dan ketika giliran
minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang diberi nama
perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta
Nabi Saleh itu datang minum, tiada seekor binatang lain berani
menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada
pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa
adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan
laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan
berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut
gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan
kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah
menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak
keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik
ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi
Saleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta
ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.
Unta Nabi Saleh Dibunuh
Persekongkolan
diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan
pembunuhan unta Nabi Saleh dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa
takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya diganggu di
samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang
itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan
yang kaya raya yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat
membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang
mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan
salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh
unta itu.
Dua
macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan
para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin
Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan
bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang
akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah
mati dibunuh.
Dengan
bantuan tujuh orang lelaki bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat
di mana biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat
ia minum dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah
dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan
pedangnya di perutnya.
Dengan
perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota
menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendapat sambutan
sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka
kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang-
gemilang. Berkata mereka kepada Nabi Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah
mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan
ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk
orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."
Nabi
Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan
menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan
terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang
Allah telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah
menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji
Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang
selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada
hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat
ditunda atau dihalang."
Ada
kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya, Nabi
Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau
mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada
Nabi Saleh kepada risalahnya.
Akan
tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan
ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya
azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Turunnya azab Allah yang dijanjikan
Nabi
Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas
mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila
mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan
berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan
pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar
ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaum kelompok
sembilan orang yaitu kelompok pembunuh unta merancang melakukan
pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh mendahului tibanya azab yang
diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah
bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di
saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah
oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identitas mereka sebagai
pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui
dan didengar oleh siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika
mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya
di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas kepala
mereka batu-batu besar yang datang dari langit dan yang seketika
merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi.
Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat
hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu
hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin
Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju
Ramlah, sebuah tempat di Palestina, meninggalkan Hijir dan penghuninya,
kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan
dengan gempa bumi yang mengerikan.
Kisah Nabi Saleh dalam al-Quran
Kisah
Nabi Saleh telah diceritakan dalam 9 ayat, yaitu surah Al-A'raaf [7]:
ayat 73, 75, dan 77; surah Hud [11]: ayat 61, 62, 66, dan 89; surah
Asy-Syu'araa [26]: ayat 142 dan 155; surah Al-Naml [27]: ayat 45.
Pada Surat Al-A'raaf [7]: ayat 73-75, Firman Allah SWT :
Dan
(Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu
dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka
biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya
dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang
pedih." Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu
pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan
tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang
datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka
ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi
membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara
kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah
beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi
rasul) oleh Tuhannya?". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami beriman
kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya". (QS. Al-A'raaf
[7]: ayat 73-75)
Pada Surat Al-A'raaf [7]: ayat 76-79, Firman Allah SWT :
Orang-orang
yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang
tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu". Kemudian mereka sembelih
unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan
mereka berkata: "Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu
kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus
(Allah)". Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka
mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Maka Shaleh
meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku telah
menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat
kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat".
(QS. Al-A'raaf [7]: ayat 76-79)
Pada Surat Huud (Hud) [11] : ayat 61-64, Firman Allah SWT :
Dan
kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia.
Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (do'a hamba-Nya)." Kaum Tsamud berkata: "Hai Shaleh,
sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami
harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah
oleh bapak-bapak kami ? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan
yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami."
Shaleh berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai
bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian)
dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika
aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku
selain daripada kerugian. Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah,
sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu
biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya
dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang
dekat." (QS. Huud (Hud) [11] : ayat 61-64)
Pada Surat Huud (Hud) [11] : ayat 65-68, Firman Allah SWT :
Mereka
membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu sekalian di
rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat
didustakan." Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh
beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan
dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-Lah yang Maha Kuat
lagi Maha Perkasa. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa
orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya,
seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah,
sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah,
kebinasaanlah bagi kaum Tsamud. (QS. Huud (Hud) [11] : ayat 65-68)
Pada Surat Asy-Syu'araa [26]: ayat 141-152, Firman Allah SWT :
Kaum
Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka, Shaleh,
berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku
adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak
minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari
Tuhan semesta alam. Adakah kamu akan dibiarkan tinggal disini (di negeri
kamu ini) dengan aman, di dalam kebun-kebun serta mata air, dan
tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut. Dan kamu
pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan
rajin; maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku; dan janganlah
kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat
kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan". (QS.
Asy-Syu'araa [26]: ayat 141-152)
Pada Surat Asy-Syu'araa [26]: ayat 153-159, Firman Allah SWT :
Mereka
berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang
kena sihir; Kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; maka
datangkanlah sesuatu mukjizat, jika kamu memang termasuk orang-orang
yang benar". Shaleh menjawab: "Ini seekor unta betina, ia mempunyai
giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk
mendapatkan air di hari yang tertentu. Dan janganlah kamu sentuh unta
betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa
oleh azab hari yang besar". Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka
menjadi menyesal, maka mereka ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. Dan adalah
kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS. Asy-Syu'araa [26]:
ayat 153-159)
Pengajaran dari kisah Nabi Saleh
Pengajaran
yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa
dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga
masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah
betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur, bahkan tersapu bersih di
atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh
beberapa orang pembunuh unta Nabi Saleh as Di sinilah letaknya hikmah
perintah Allah agar kita melakukan amar makruf, nahi mungkar. Ini karena
dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu
kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran
yang terjadi di dalam masyarakat dan perlindungan kita, kita telah
membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar
itu.
Bersikap
acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan
mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap
perbuatan mungkar itu.
Wallahu a’lam bisshawab.
See also:Riwayat Ringkas 25 Nabi dan Rasul
Item | Nabi Shalih as |
Rating | 5 / 5 |
Reviewer | A.P.I AL FADHLU |
Date | 10/05/2012 |
Description | A.P.I AL FADHLU BLOG:Demikianlah siksaan pedih yang menimpa kaum Tsamud. Semua itu akibat kekufuran mereka kepada Allah dan penyembelihan terhadap unta mukjizat Nabi Shalih. Allah menyelamatkan Nabi Shalih dan orang-orang yang beriman, dari adzhab yang menimpa kaum itu. Keutuhan sebagian tempat tinggal mereka pun bisa menjadi pelajaran dan peringatan.KISAH PARANABI |
Summary | Pendahuluan Nama Shalih bin Ubaid Garis Keturunan Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒⇒ Idris as ⇒ Mutawasy... |
Pada
10/05/2012
10/05/2012
Tentang Kami
A.P.I AL FADHLU : Asrama Pendidikan Islam Al Fadhlu adalah Pondok Pesantren yang masih menerapkan metode pendidikan ala salaf namun berpijak dan berprinsip pada "AL MUHAFAZHOTU 'ALAL QADIMISH SHALIH WAL AKHDZU BIL JADIDIL ASHLAH"(Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan) sebagai mottonya. Ikuti kami juga di G+ @ A.P.I AL FADHLU .
Langganan Artikel Lewat Email
Silahkan isi formulir di bawah ini
Langganan artikel terbaru dari kami langsung dikirim ke em@il anda gratis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
: 0 Tidak ada komentar ...
Posting Komentar ANDA
Komentar Anda adalah bagian dari Shilaturrahim ... :-)